KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas di pasar spot kembali mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa alias
all time high (ATH) pada Kamis (21/3). Penguatan harga ini terjadi seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS). Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas dunia mencapai level tertinggi di level US$ 2.222 per ons troi pada Kamis (21/3). Lonjakan harga ini sejalan dengan keputusan The Fed mempertahankan suku bunga acuan di pertemuan FOMC pada Maret 2024. Meski pada Jumat (22/3) emas kembali terkoreksi tipis ke US$ 2.190,5 per ons troi.
Baca Juga: Kilau Emas Bikin Emiten Bersinar Minat emas semakin meninggi juga karena eskalasi konflik meningkat di Timur Tengah. Ini ikut mengerek harga logam mulia lainya seperti perak. Berdasarkan data Bloomberg, harga perak pada Jumat (22/3) berada di US$ 24,77 per ons troi, naik 2,44% secara year to date (ytd). Research and Development ICDX, Jonathan Oktavianus mengatakan, ekspektasi pasar terhadap penurunan tingkat suku bunga The Fed meningkatkan daya tarik untuk memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. "Target harga ke depan tergantung permintaan dan penawaran, kondisi geopolitik, nilai tukar dolar AS dan kondisi ekonomi China sebagai salah satu konsumen terbesar," ujarnya, kemarin (22/3). Emas dunia berpotensi menemui posisi resistance di level US$ 2.250 per ons troi pada akhir 2024. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 2.080 per ons troi.
Baca Juga: Pamor Emas Kian Berkilau, Saham ANTM hingga MDKA Bisa Dilirik Sedangkan untuk harga perak, Jonathan bilang, berpotensi menemui posisi resistance di level US$ 26,01 per ons troi pada akhir 2024. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 23,85 per ons troi. Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong menambahkan, harga emas seharusnya bisa jauh lebih tinggi daripada saat ini. Kenaikan harga emas sangat didukung dari permintaan fisik yang kuat, baik ritel maupun bank sentral seperti China. Di tambah, akhir-akhir ini Polandia dan Singapore ikut meramaikan permintaan.
"Namun, di balik semua itu ada kekhawatiran akan perang, tensi geopolitik, dan diversifikasi cadangan devisa. Permintaan kuat masih berlangsung lama hingga bertahun-tahun ke depan," ujar Lukman, Jumat (22/3).
Baca Juga: Harga Emas Dunia Cetak Rekor Lagi, Simak Rekomendasi Saham Andalan Analis Lukman menilai, tingkat suku bunga yang tinggi memang telah cukup menghambat kenaikan harga emas. Ia memperkirakan, harga emas bisa mencapai US$ 2.300 pada tahun ini. Adapun harga perak diprediksi mencapai US$ 30–US$ 35 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli