KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas berpotensi mengalami penurunan tajam. Ini dipicu oleh keraguan yang meningkat terkait pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve. Analis DCFX Andrew Fischer memaparkan, pada pekan lalu harga emas spot turun 0,1% menjadi US$ 2.020,91 per ons, sementara emas berjangka yang akan jatuh tempo Februari mencapai US$ 2.022,75 per ons. Keduanya mengalami penurunan sekitar 1,4% dalam sepekan. Senin (22/1), pukul 12.14 WIB, harga emas spot terus melemah 0,2% ke US$ 2.024,46 per ons troi.
Penurunan harga emas dipengaruhi oleh adanya pergeseran ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga. Investor mengurangi ekspektasi mereka terhadap pemotongan suku bunga pada bulan Maret, terutama setelah adanya indikasi bahwa The Fed kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga secepat yang diperkirakan sebelumnya. Tren ini tercermin dalam hasil dari Fedwatch Tool dari CME yang menunjukkan peluang penurunan suku bunga sebesar 25bps pada bulan Maret turun tajam dari 70,2% minggu lalu menjadi 51,9%. "Hal ini menunjukkan ketidakpastian pasar terkait kebijakan suku bunga dan berdampak langsung pada harga emas," tulisnya dalam keterangan resmi, Senin (22/1). Baca Juga:
Harga Emas Spot Menguat Tipis ke US$ 2.030,8 Per Ons Troi di Pagi Ini (22/1) Para analis juga memperkirakan bahwa investor akan terus mengurangi antusiasme, terutama dengan data
retail sales yang lebih kuat dari perkiraan. Menurutnya, itu menunjukkan ketahanan ekonomi yang berlanjut di Amerika Serikat (AS). Presiden Federal Reserve Atlanta Ralph Bostic juga memberikan pandangan yang sejalan dengan pejabat lainnya. Ia mengingatkan agar tidak berspekulasi terlalu dini mengenai penurunan suku bunga dengan perkiraan bahwa bank akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal III 2024. Meski begitu, harga emas diperkirakan masih mampu naik. Fischer melihat bahwa harga emas tetap mendapat dukungan dari permintaan safe haven, terutama dalam konteks meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Konflik militer di Timur Tengah, termasuk pertempuran antara pasukan AS dan Inggris dengan kelompok Houthi di Laut Merah, serta ketegangan antara Iran dan Pakistan turut mempertahankan permintaan akan emas sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian geopolitik.
Baca Juga: Rupiah Spot Berbalik Melemah ke Rp 15.629 Pe Dolar AS Pada Tengah Hari Ini (22/1) Disebutnya, konflik ini memberikan dampak signifikan pada harga emas karena investor masih melihat emas sebagai tempat perlindungan (
safe haven) dalam situasi geopolitik yang tidak menentu. "Tingginya ketidakpastian terhadap ekonomi global membuat emas menjadi pilihan yang lebih aman dibandingkan mata uang," katanya. Sebagai hasilnya, pasar emas masih dihadapkan pada ketidakpastian yang signifikan. Investor diharapkan untuk terus memantau perkembangan ekonomi dan geopolitik yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari