Harga emas dan perak berkilauan pasca pemilu AS



JAKARTA. Kecemasan pasar pasca kemenangan Donald Trump dari Partai Republik sebagai Presiden ke – 45 Amerika Serikat mendongkrak laju harga komoditas logam mulia terutama emas dan perak.

Mengutip Bloomberg, Rabu (9/11) pukul 17.15 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange melambung 2,08% di level US$ 1.301,10 per ons troi walau masih catatkan koreksi 1,21% sejak akhir September 2016 lalu.

Di sisi lain, harga perak kontrak pengiriman Desember 2016 terbang 1,52% ke level US$ 18,63 per ons troi dengan kemerosotan 3,01% sejak akhir September 2016.


Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures mengatakan pasca kemenangan Trump dengan raihan suara 48% dengan suara 58,60 juta suara mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton yang hanya mengantongi 58,39 juta suara, berimbas pada gejolak ekonomi global. Kekhawatiran yang timbul mengarahkan pasar pada perburuan aset safe haven seperti emas dan perak.

Efek hasil pemilu yang diluar prediksi ini memang membuat goyah. “Selama beberapa waktu ke depan, sentimen ini akan mendominasi pasar,” tebak Andri. Faktor fundamental lainnya tersingkirkan untuk beberapa waktu karena fokusnya pasar terhadap sajian fakta politik terbaru ini. Selama ketidakpastian masih tinggi, harga emas dan perak diprediksi masih akan naik setidaknya sampai akhir pekan ini.

“Sekarang yang akan dilakukan pasar adalah melihat bagaimana kelanjutan pidato dan kebijakan yang akan dibuat oleh Trump terutama di sektor ekonomi dan perdagangan,” tutur Andri.

Terbaru, memang kenaikan emas dan perak sempat mereda setelah pada pidato kemenangannya, Trump dinilai lebih kooperatif dengan tidak menyertakan pernyataan yang mengejutkan.

Menurut Andri kenaikan pun memang akan terjadi dalam rentang yang wajar. Tidak terlampau fluktuatif seperti dugaan sebelumnya. “Pada akhirnya setelah Trump duduk di kursi Presiden, pasar akan berupaya beradaptasi dan mencari titik keseimbangannya lagi,” jelas Andri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia