Harga emas dan permata ikut tekan inflasi



BANDUNG. Tekanan harga komoditas emas dan batu-batuan berharga menjadi salah satu faktor penyumbang inflasi yang kini diwaspadai oleh Bank Indonesia (BI). Inflasi di kelompok ini mulai menunjukkan peningkatan di samping posisi harga beras yang masih belum turun. Dengan demikian, kemungkinan besar sampai akhir tahun nanti batas atas sasaran inflasi tahun 2010 ini yakni 6% bakal tertembus.Demikian disampaikan oleh Gubernur BI Darmin Nasution di Bandung, hari ini (27/10). Darmin menjelaskan, bulan Oktober ini, tekanan inflasi masih berlanjut meski tak besar. Bila bulan November inflasi masih berlanjut, maka angka inflasi akhir tahun bisa naik tertembus di atas 6%. "Kalau kami ikuti, Oktober ini masih ada tekanan inflasi. Nah, bagaimana akhir tahun nanti kita mesti lihat juga inflasi November dan Desember. Harga beras belum turun, dan ada sumber inflasi lain yakni inflasi dari emas dan permata yang mempengaruhi tekanan harga. Ini bisa membawa inflasi tertembus 6% akhir tahun nanti," katanya.Lain cerita jika November nanti terjadi deflasi. Bila skenario ini yang terjadi, maka inflasi akhir tahun tak sampai menembus 6%. "Itu kalau ada deflasi November nanti," kata Darmin. Menilik historis pergerakan inflasi, bulan November biasanya kerap terjadi deflasi. Adapun karakter inflasi Oktober dan Desember biasanya sedikit mirip. Seperti kita tahu, target sasaran inflasi BI tahun 2010 ini adalah antara 4% sampai dengan 6%. Lonjakan inflasi yang cukup tinggi bulan Juli-Agustus lalu membuat pendulum inflasi lebih berat bergerak ke batas atas yakni 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa