Harga emas datar, penguatan dolar AS mengimbangi lonjakan inflasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas sedikit berubah pada hari Selasa (13/7), dolar yang lebih kuat mengimbangi dukungan dari taruhan bahwa Federal Reserve tidak mungkin merespons dengan pengetatan moneter setelah harga konsumen Amerika Serikat (AS) pada Juni naik terbesar dalam 13 tahun.

Melansir Reuters, harga emas spot stabil di US$1.806,64 per ons troi pada 14:11. ET. Sedangkan, harga emas berjangka AS ditutup naik 0,2% pada US$1.809,90.

Indeks harga konsumen (CPI) AS meningkat 0,9% pada bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,5% oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.


Tetapi para analis mengatakan data itu tidak mungkin memicu respons pengetatan kebijakan moneter yang cepat dari The Fed, memberikan beberapa dukungan untuk emas.

“Ini akan membutuhkan serangkaian angka yang lebih panas pada pembacaan inflasi untuk menggerakkan jarum The Fed. Pembacaan satu bulan tidak akan berhasil," kata Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals, menambahkan bahwa The Fed juga akan mempertimbangkan data ketenagakerjaan dan pertumbuhan.

Baca Juga: Wall Street memerah, Dow dan S&P 500 terkoreksi setelah menembus rekor tertinggi

Namun, pasar sekarang akan mengamati pidato Gubernur Fed Jerome Powell di hadapan Kongres pada hari Rabu dan Kamis untuk petunjuk tentang prospek kebijakan moneter bank sentral.

"Dengan biaya transportasi yang juga naik dan harga minyak yang tetap tinggi, ada risiko inflasi bisa tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan Fed," kata Fawad Razaqzada, analis ThinkMarkets.

“Jika tren inflasi saat ini terus berlanjut, maka pasti bank sentral harus bereaksi dan lebih cepat,” tambahnya.

Indeks dolar naik 0,5% terhadap para pesaingnya, mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.

Di tempat lain, paladium turun 1% menjadi US$2.828,93 per ons troi, platinum turun 1,1% menjadi US$1.105,77. Sedangkan, harga perak turun 0,8% menjadi US$25,97 per ons troi.

Baca Juga: Diperberat perpanjangan PPKM Darurat, IHSG diprediksi lanjut melemah pada Rabu (14/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto