KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia pada Jumat (3/10) diperdagangkan di sekitar US$3.860 per ons, berupaya mencatatkan kenaikan mingguan ketujuh secara beruntun setelah sempat menembus rekor tertinggi baru di awal pekan. Mengutip tradingeconomics, penguatan harga emas ditopang oleh meningkatnya permintaan aset safe haven, terutama di tengah shutdown parsial pemerintah AS yang mengancam ribuan pekerjaan federal dan berpotensi menunda rilis data ekonomi penting, termasuk non-farm payrolls (NFP). Karena data ketenagakerjaan resmi tidak dirilis, pasar mengacu pada laporan sektor swasta. Data ADP payrolls tercatat turun untuk bulan kedua berturut-turut—fenomena pertama sejak kuartal II 2020.
Kinerja Saham Pertambangan Emas di Bursa Indonesia
Sejalan dengan tren emas global, saham-saham emiten pertambangan emas di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (3/10) bergerak beragam hingga penutupan perdagangan pukul 16:00 WIB. Baca Juga: Kinerja Saham Big Banks Jumat (3/10): BBCA Naik, BMRI dan BBRI Melemah, BBNI Stagnan- PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik 2,89% ke Rp 3.200, menjadi saham dengan kenaikan tertinggi. ANTM sempat menyentuh Rp 3.220.
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menguat 1,47% ke Rp 6.925 per saham, setelah sempat mencapai Rp 6.950.
- PT United Tractors Tbk (UNTR) bertambah 1,34% ke Rp 26.500, sempat menyentuh Rp 26.875.
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) stagnan di Rp 2.120, meski sempat naik ke Rp 2.140.
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) turun 0,52% ke Rp 950 per saham.
- PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) melemah 2,60% ke Rp 935 per saham.
- PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) terkoreksi paling dalam, yakni 2,63% ke Rp 555 per saham.