SINGAPURA. Harga kontrak emas kembali tertekan hingga ke posisi terendahnya tahun ini (6/10). Data Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat tergerus 0,7% menjadi US$ 1.183,24 per troy ounce. Ini level terendah sejak 31 Desember lalu. Pada pukul 09.49 waktu Singapura, harga kontrak yang sama diperdagangkan di posisi US$ 1.187,97 per troy ounce. Penurunan harga emas terjadi setelah data tenaga kerja AS menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 248.000 pada September, melampaui estimasi analis yang hanya memprediksi kenaikan sebanyak 215.000 pekerja. Kondisi itu menyebabkan posisi dollar AS semakin perkasa. Sebagai tambahan informasi, the Bloomberg Dollar Spot Index naik untuk pekan ke tujuh pada pekan yang berakhir 3 Oktober lalu. "Dollar AS masih akan terus menguat dan menjadi hambatan utama bagi kenaikan harga emas. Sejak dollar perkasa, kami melihat adanya aksi jual pada kepemilikan ETF. Aksi ini menjadi faktor kedua bagi langkah emas karena memberikan indikasi penurunan kepercayaan bagi pasar emas," papar Mark Pervan, head of commodity research Australia & New Zealand Banking Group Ltd.
Harga emas di posisi terendahnya tahun ini
SINGAPURA. Harga kontrak emas kembali tertekan hingga ke posisi terendahnya tahun ini (6/10). Data Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat tergerus 0,7% menjadi US$ 1.183,24 per troy ounce. Ini level terendah sejak 31 Desember lalu. Pada pukul 09.49 waktu Singapura, harga kontrak yang sama diperdagangkan di posisi US$ 1.187,97 per troy ounce. Penurunan harga emas terjadi setelah data tenaga kerja AS menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 248.000 pada September, melampaui estimasi analis yang hanya memprediksi kenaikan sebanyak 215.000 pekerja. Kondisi itu menyebabkan posisi dollar AS semakin perkasa. Sebagai tambahan informasi, the Bloomberg Dollar Spot Index naik untuk pekan ke tujuh pada pekan yang berakhir 3 Oktober lalu. "Dollar AS masih akan terus menguat dan menjadi hambatan utama bagi kenaikan harga emas. Sejak dollar perkasa, kami melihat adanya aksi jual pada kepemilikan ETF. Aksi ini menjadi faktor kedua bagi langkah emas karena memberikan indikasi penurunan kepercayaan bagi pasar emas," papar Mark Pervan, head of commodity research Australia & New Zealand Banking Group Ltd.