Harga emas dilanda profit taking setelah naik ke level tertinggi 5 bulan terakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas terkoreksi setelah menguat enam hari berturut-turut hingga kemarin. Jumat (12/11) pukul 7.35 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.859,86 per ons troi.

Harga emas turun 0,12% dari penutupan perdagangan kemarin US$ 1.862,11 per ons troi yang merupakan level tertinggi sejak pertengahan Juni atau hampir lima bulan terakhir.

Meski turun, harga emas sepekan masih menguat 2,28%. Harga emas kontrak Desember 2021 di Commodity Exchange pun naik 2,51% dalam sepekan terakhir meski hari ini terkoreksi.


Baca Juga: Simak harga emas hari ini di Pegadaian, Jumat 12 November 2021

Harga emas berjangka tersebut berada di US$ 1.862,40 per ons troi. Dalam sehari, harga emas kontrak Desember melemah tipis 0,08% juga setelah menyentuh level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Data harga konsumen AS yang kuat mendorong serbuan ke logam mulia yang dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

"Pasar ketakutan dengan data CPI kemarin yang datang setinggi itu. Pedagang melihat emas sebagai aset pengaman, sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 8.000 ke Rp 951.000 per gram pada hari ini (11/11)

Haberkorn mengatakan bahwa harga emas berpotensi menguji US$ 1.900 per ons troi. Pasar belum yakin kenaikan suku bunga akan terjadi dalam waktu dekat. Pada kondisi suku bunga rendah, minat investasi emas masih tinggi.

Harga Emas telah mencapai puncak baru selama beberapa sesi terakhir setelah bank sentral utama mengindikasikan pekan lalu suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat. Federal Reserve mempertahankan pendiriannya bahwa inflasi hanya bersifat sementara.

Namun, sejak itu, pejabat The Fed telah menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi yang bertahan lebih lama.

"Sementara narasi telah berkembang setelah pertemuan FOMC pekan lalu bahwa Fed akan melihat melalui angka inflasi yang tinggi, angka-angka ini (data IHK) cukup panas untuk mengguncang pasar," kata analis Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Kenaikan inflasi bikin pelaku pasar memburu emas sebagai aset lindung nilai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati