Harga emas diprediksi bisa tembus level US$ 1.700 pada tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif emas diprediksi masih akan terus berlanjut. Mengutip Bloomberg, harga emas di pasar spot saat ini sudah mencapai titik tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Harga emas di pasar spot berada di level US$ 1.635,34 ons per troi, naik 0,97% dibanding hari sebelumnya pada Jumat (21/2), pukul 19.42 WIB.

Jika dihitung sejak awal tahun, harga emas sudah menguat sebesar 7,78%. Para analis menilai, penguatan ini belum akan berhenti dalam waktu dekat. Bahkan ada kecenderungan terus menguat hingga akhir tahun nanti.

Analis Kapital Global Investama Alwi Assegaf menyebut, sepanjang kekhawatiran akan persebaran virus corona masih ada, harga emas masih bisa melanjutkan kenaikan. Sebab kekhawatiran ini membuat pelaku pasar beralih ke aset safe haven seperti emas.


Baca Juga: Harga emas terangka ke level tertinggi 7 tahun akibat ancaman perlambatan ekonomi

“Perlambatan ekonomi global terlihat semakin nyata. Zona Euro mulai khawatir pasokan rantai ekonomi global akan terancam. Sementara di Jepang korban terus bertambah dan membuat PDB Jepang berkontraksi lebih tinggi dari perkiraan,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).

Untuk jangka pendek, Alwi menghitung harga emas mungkin berada di level support US$ 1.611 per ons troi dan level resistance berada di US$ 1.640 per ons troi. Namun dia menyebut potensi koreksi bisa saja terjadi ketika ada aksi profit taking di pasar. “Tapi saya rasa jika terjadi koreksi pun tidak akan membendung tren bullish emas,” tambah Alwi.

Sementara itu, analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono optimistis harga emas akan terus bullish hingga akhir tahun. Menurut dia, ini karena virus corona bisa berdampak panjang pada tahun ini. Kendati demikian, Wahyu berujar terlalu cepat jika mengukur dampak dari corona untuk saat ini.

Baca Juga: Harga emas Antam bertambah Rp 5.000 menjadi Rp 793.000, buyback naik Rp 6.000

“Jika belajar dari persebaran virus SARS, titik balik dari sentimen negatif saat itu ketika angka persebaran virus sudah mulai turun. Namun sejauh ini, kasus-kasus baru corona masih ditemukan dan titik terangnya belum terlihat,” jelas Wahyu.

Wahyu menyebut, dampak SARS saat itu bertahan hingga sembilan bulan dan menekan ekonomi China dan global. Sehingga ketika kondisi ekonomi terancam, sangat wajar harga emas akan melambung naik. Terlebih kondisi fundamental emas dinilai Wahyu juga mendukung tren bullish.

“Walau overbought, emas masih akan menguat didukung fundamental dan technical level yang masih terbuka pasca menembus psikologis US$ 1.600," kata Wahyu. Sehingga untuk short term, level support emas berada di US$ 1.611 per ons troi dan level resistance di US$ 1.668 per ons troi.

Baca Juga: Saham BUMI gocap lagi, kabar peningkatan produksi tak bertaji

Baik Alwi dan Wahyu sama-sama optimistis harga emas akan menembus level US$ 1.700 per ons pada akhir tahun nanti. Bahkan Wahyu menyebut jika bullish emas tak terbendung dan cepat menembus level US$ 1.600 seperti sebelumnya, besar kemungkinan emas akan menguji level US$ 1.800 per ons troi pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati