Harga emas diprediksi jatuh ke level US$ 1.000



LONDON. Harga emas yang bulan lalu mengikis kepemilikan emas investor hingga senilai US$ 66 miliar akan terjun lagi hingga ke level yang dibutuhkan perusahaan tambang untuk balik modal.

Pada 28 Juni, harga emas jatuh ke level terendah selama 34 bulan terakhir sebesar US$1.180,50 per troy ons. Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan harga emas batangan akan mencapai level US$1.050 pada akhir 2014. Sementara Credit Suisse Group AG mengantisipasi pada angka $1.150 dalam waktu 12 bulan.

Danske Bank A/S, peramal tren emas terakurat selama lebih dari dua puluh tahun, memprediksi harga emas akan berada di level US$1.000 per troy ons dalam tiga bulan mendatang.


Bank-bank seperti Morgan Stanley, BNP Paribas SA, hingga UBS AG merevisi perkiraan mereka pada bulan lalu. Hal itu menunjukkan kejatuhan harga emas terbesar pada periode kuartalan, setidaknya dalam waktu 90 tahun terakhir, seiring hilangnya kepercayaan beberapa investor pada emas batangan sebagai aset lindung nilai.

Dengan jumlah rata-rata biaya produksi satu ons emas sebesar US$1.200 dan terkikisnya miliaran dollar hilang aset investor emas, para analis mengantisipasi kontrak suplai di tahun mendatang untuk membantu menghentikan kerugian.

"Dalam jangka panjang akan memberikan dukungan besar, tetapi dalam jangka pendek tidak akan benar-benar membuat perbedaan sama sekali," kata Charles Morris, Manajer Hedge Fund HSBC Global Asset Management di London yang mengelola dana US$ 2,2 miliar, mengacu pada biaya produksi.

"Aku masih bullish jangka panjang, tapi aku hanya berpikir kita punya pasar bearish yang sangat menakutkan untuk sementara."

Emas kini menuju penurunan tahunan yang pertama sejak tahun 2000, setelah memasuki pasar bearish pada April lalu, mengakhiri rangkaian kemenangan yang ditunjukkan melalui peningkatan harga berkali lipat.

Berdasarkan data 24 komoditas yang dirilis Standard & Poor’s GSCI, harga emas yang tahun ini jatuh sebesar 4,7% merupakan komoditi ketiga terburuk setelah perak dan jagung.

Menurut data Bloomberg, di tahun ini harga emas di bursa London telah jatuh 26% menjadi US$ 1.243,90, termasuk penurunan 23% pada kuartal kedua yang merupakan penurunan terbesar sejak tahun 1920.

Investor menjual 586,5 metrik ton di bursa perdagangan berjangka dalam enam bulan terakhir, melebihi produksi tambang emas Afrika Selatan selama tiga tahun.

Data kompilasi Bloomberg menunjukkan, investor masih memegang 2.045,4 metrik ton senilai US$ 81,8 miliar, turun dari masa jayanya di bulan Oktober tahun lalu sebesar US$ 147,7 miliar.

Editor: Dikky Setiawan