Harga Emas Diprediksi Koreksi Jangka Pendek, Kesempatan Beli?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diperkirakan akan mengalami koreksi jangka pendek. Pasar menantikan kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan data inflasi Amerika Serikat (AS).

Harga emas sendiri masih bergerak naik. Berdasarkan data Trading Economics, emas spot berada di US$ 2.367 per ons troi pada Selasa (9/7) pukul 11.56 WIB. Dalam Sepekan menguat 1,59% dan sebulan terakhir naik 2,49%.

Meski begitu, analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan bahwa setelah kenaikan ini, harga emas kemungkinan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Menurutnya, penurunan ini masih belum mencapai titik akhir dan perlu diwaspadai oleh para investor.


Melalui analisa trendline, Fischer mengidentifikasi bahwa garis tren menunjukkan adanya potensi penurunan jangka pendek. Sedangkan analisis candlestick memperkuat prediksinya dengan menunjukkan pola-pola yang mengisyaratkan adanya tekanan jual dalam waktu dekat.

Namun, ia juga menggarisbawahi bahwa setelah penurunan ini, harga emas akan cenderung mengalami kenaikan yang cukup tinggi. "Ini adalah peluang yang masih bisa dimanfaatkan oleh investor yang cermat," ujarnya dalam riset, Selasa (9/7).

Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$2.364,03 Pagi Ini, Fokus Beralih ke Testimoni Powell

Dari sentimen, saat ini investor menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga AS dari kesaksian Powell. Kemudian, data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini.

Prospek emas, Fischer menilai emas mendapatkan keuntungan dari ekspektasi penurunan suku bunga. Tercermin di sepanjang pekan lalu, emas mengalami kenaikan tajam dengan menembus level rendah US$ 2.300-an.

"Kenaikan ini didorong oleh sejumlah data lemah di pasar tenaga kerja yang menimbulkan lebih banyak optimisme atas penurunan suku bunga. Data penggajian non-pertanian yang lemah pada hari Jumat merupakan pendorong utama kenaikan emas," paparnya.

Logam mulia ini mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih rendah, yang diperkirakan akan membebaskan lebih banyak likuiditas dan juga mengurangi daya tarik dolar dan Treasury. Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para trader memperkirakan lebih dari 72% kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25bps di bulan September, naik dari 59% di pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari