Harga Emas Diprediksi Lanjut Menguat, Simak Sentimen yang Menopangnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Harga emas sempat cetak harga tertinggi walau kemudian kembali melemah. Hal tersebut tak hanya terjadi pada harga emas spot, namun juga pada harga emas Antam. Namun, koreksi harga emas diproyeksi hanya sementara.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas masih naik di tahun ini. Dia menyebutkan, sentimen yang membuat harga emas naik karena masalah geopolitik Timur Tengah yang masih berlangsung hingga saat ini.

"Di mana perang antara Israel dan Hamas sampai saat ini belum ada penghentian, padahal saat memasuki bulan Ramadan, Amerika sudah meminta Israel untuk menghentikan peperangan tersebut selama satu bulan lamanya," kata Ibrahim, Rabu (13/3).


Ibrahim menambahkan, sentimen lainnya yang membuat harga emas naik yaitu, adanya rencana penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni 2024 mendatang. Di mana, total suku bunga yang akan diturunkan itu cukup signifikan yaitu sebesar 1,10%.

"Sehingga hal ini yang membuat indeks dolar kembali melemah, bahkan kemarin indeks dolar AS mencapai 100, ini cukup luar biasa," kata Ibrahim.

Baca Juga: Harga Emas Turun dari Level Tertinggi Karena Kejutan Inflasi AS

Selain itu, Ibrahim mengatakan bahwa harga emas yang dikeluarkan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan terus mengalami kenaikan. Bahkan, dia memprediksi harga emas Antam akan mencapai level Rp 1.250.000 pada kuartal II-2024.

"Memang di tahun 2024 ini, kemungkinan besar harga emas batangan akan naik terus, dan kenaikannya terlihat cukup menonjol itu di semester II-2024," imbuhnya.

Sementara untuk harga emas dunia di kuartal II-2024, Ibrahim memprediksi kemungkinan besar berada di level  US$ 2.206 per ons troi. Adapun pada akhir tahun ini, emas diperkirakan akan mencapai hingga US$ 2.500 per ons troi. 

Selaras dengan hal ini, Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono berpendapat, harga emas Antam secara umum masih bullish. Sentimen dalam jangka pendek yaitu, adanya pemilu Indonesia dan seasonal bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri sehingga meningkatkan permintaan. 

"Emas Antam jelas cenderung lebih baik dari emas global karena jika dolar melemah maka emas Antam bisa naik seiring kenaikan emas global. Namun jika dolar menguat, dan emas global melemah, namun emas antam tetap bisa naik karena rupiah melemah dan emas Antam menjadi hedge rupiah terhadap dolar AS," kata Wahyu, Rabu (13/3).

Menurut dia, emas Antam selalu naik tiap tahunnya, bahkan biasa naik ke rekor baru per tahunnya. Hal ini karena investor institusional, investor ritel, hingga masyarakat umum masih menganggap emas merupakan aset penting untuk jangka panjang dan sebagai safe haven.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok Rp 10.000 Menjadi Rp 1.200.000 Per Gram, Rabu (13/3)

Wahyu memprediksi, harga emas di pasar spot masih akan terkonsolidasi dalam jangka menengah, yakni di US$ 1.800 - US$ 2.000 per ons troi. Sementara dalam jangka pendek harga emas akan bergerak dalam rentang US$ 1.900 - US$ 2.100 per on troi.

"Kemudian, untuk jangka panjang outlook emas tetap bullish menunggu ATH. Dalam jangka panjang, harga emas akan berkisar di US$ 2.100 - US$ 2.300 per ons troi," kata Wahyu.

Sementara untuk emas Antam, potensi bullish-nya cenderung lebih kuat di tahun ini, sebab secara historis emas Antam selalu melonjak setiap tahunnya. Wahyu memperkirakan, emas Antam untuk target hingga akhir 2024 ini, akan berada di Rp 1.200.000 hingga Rp 1.300.000 per gram. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari