Harga Emas Diprediksi Lanjut Menguat, Simak Sentimennya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus mengalami kenaikan, pada 14 Februari 2024 lalu, harga pecahan satu gram emas Antam sebesar Rp 1.114.000. Adapun pada hari ini, Jumat (1/3) naik lagi menjadi Rp 1.142.000 per gram.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong memprediksi bahwa harga emas dalam tren kenaikan dalam jangka panjang. 

Hal tersebut didukung oleh sejumlah sentimen. Adapun sentimen dari luar negeri yakni, didukung dari permintaan global yang kuat terutama bank sentral dunia. Selain itu, inflasi Amerika Serikat (AS) yang terkendali juga diprediksi dapat mendorong pemangkasan suku bunga The Fed pada semester dua 2024.


Sementara sentimen dari dalam negeri yaitu, rupiah yang masih terus tertekan oleh penguatan dolar AS sehingga menyebabkan harga emas semakin tinggi.

"Tren kenaikan emas diprediksi akan berjalan cukup lama, mungkin masih hingga beberapa tahun ke depan. Sebagai contoh, China sudah mengakumulasi sejak tahun 2000," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, saat dihubungi, Jumat, (1/3).

Baca Juga: Harga Emas Menguat Setelah Data Inflasi PCE Amerika Sesuai Perkiraan Pasar

Lukman mengatakan, investasi emas tentunya masih sangat menarik di tahun ini. Dia melihat investor saat ini lebih tertarik untuk berinvestasi emas dalam produk paper gold dibandingkan emas fisik karena lebih mudah ditransaksikan dan spread jual belinya yang lebih kecil.

Dia menyebutkan, sentimen utama pada investasi emas adalah kekhawatiran tensi dan geopolitik hingga perang, yang menyebabkan investor beralih ke aset safe haven ini. Tak hanya itu, Bank sentral China yang terus mengakumulasi emas juga sebagai usaha meningkatkan cadangan emas dan dedolarisasi.

"Jadi kenaikan harga emas yang tinggi ini karena permintaan safe haven yang masih kuat. Kenaikan emas ini juga diprediksi akan menyeret kenaikan harga perak dan platinum," imbuhnya. 

Lukman pun memprediksi harga emas akan mencapai paling tidak US$ 2.200 per ons troi pada tahun ini, seiring akan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dunia.

Selars dengan hal ini, Research and Development ICDX, Taufan Dimas Hareva menyampaikan, saat ini yang mendominasi penguatan harga emas adalah faktor dari eksternal, terutama sentimen dari kebijakan suku bunga The Fed. 

Menurut dia, volatilitas kenaikan pada harga emas kini sangat bergantung pada rilis data-data penting Amerika Serikat (AS), seperti angka CPI AS pada pekan kedua Februari 2024 lalu.

"Data inflasi yang lemah diperkirakan akan meningkatkan harapan penurunan suku bunga The Fed. Meskipun emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi," ujarnya, kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3). 

Menurut dia, suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan kenaikan harga, dapat menghambat investasi emas batangan karena tidak memberikan bunga. Dia mengatakan, bahwa pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga The Fed akan terjadi pada Juni 2024. 

Taufan menyebutkan, berdasarkan perdagangan Contract for Difference (CFD) harga emas diperkirakan akan diperdagangkan sebesar US$ 2.046,66 per ons troi pada akhir kuartal ini.

"Ke depan, kami memperkirakannya akan diperdagangkan pada US$ 2.112,48 per ton dalam waktu 12 bulan. Sementara untuk emas fisik lokal saat ini satu gram dihargai Rp 1.142.000," kata dia.

Taufan menilai dengan melihat kondisi saat ini, harga emas cenderung akan bertahan, karena diversifikasi portofolio ke aset beresiko seperti kripto. Selain itu, emas antam diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran Rp 1.130.000 per gram pada akhir kuartal ini.

“Dan ke depan harga emas antam kemungkinan akan menguat pada kisaran Rp 1.200.000 per gram untuk semester satu 2024,” ungkapnya.

Sementara itu, Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono berpendapat, harga emas Antam scara umum masih bullish. Sentimen dalam jangka pendek yaitu, adanya pemilu Indonesia dan seasonal bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri sehingga meningkatkan permintaan. 

Wahyu memprediksi, harga emas di pasar spot masih akan terkonsolidasi dalam jangka menengah, yakni di US$ 1.800-US$ 2.000 per ons troi. Sementara dalam jangka pendek harga emas akan bergerak dalam rentang US$ 1.900-US$ 2.100 per on stroi.

"Kemudian, untuk jangka panjang outlook emas tetap bullish menunggu ATH. Dalam jangka panjang, harga emas akan berkisar di US$ 2.100-US$ 2.300 per ons troi," kata Wahyu.

Sementara untuk emas Antam, potensi bullish-nya cenderung lebih kuat, sebab secara historis emas Antam selalu naik tiap tahunnya. Wahyu memperkirakan, emas Antam akan terkonsolidasi di Rp 1.000.000-Rp 1.050.000 per gram dalam jangka pendek dan Rp 950.000-Rp 1.100.000 per gram dalam jangka menengah.

Untuk target hingga akhir 2024 ini, harga emas Antam diperkirakan berada di Rp 1.200.000 - Rp 1.300.000 per gram. 

Menurut dia, Investor dapat menjalankan strategi buy on weakness, tetapi untuk emas Antam, bisa beli kapanpun, termasuk saat festival atau seasonal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi