Harga Emas Diprediksi Lanjutkan Tren Positif, Simak Sentimennya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali menunjukkan tren positif. Mengutip Bloomberg, pukul 11.02 WIB, harga emas spot ada di level US$ 2.361,98 per ons troi, naik 0,08% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 2.360,09 per ons troi.  

Analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer memperkirakan potensi kenaikan harga emas akan terus berlanjut meskipun mungkin akan ada sedikit koreksi dalam jangka pendek. 

Dia melihat potensi untuk kenaikan ini akan cenderung terjadi kembali. 


Fischer menggarisbawahi bahwa secara keseluruhan, tren harga emas masih mendukung kenaikan. Secara teknikal ia melihat, harga emas menunjukkan pola bullish yang kuat. 

Baca Juga: Harga Emas Naik Pada Perdagangan Jumat (21/6) Pagi, Ditopang Data Ekonomi AS

“Meskipun mungkin ada koreksi kecil, harga emas secara garis besar masih menunjukkan potensi kenaikan yang signifikan,” jelas Fischer dalam riset hariannya, Jumat (21/6). 

Fischer menyebutkan, tiga faktor utama yang mendorong tren positif emas adalah hasil rilis data ekonomi AS, pernyataan para pejabat Federal Reserve (Fed), dan meningkatnya risiko geopolitik.

Data ekonomi dari Amerika Serikat yang lebih lemah dari yang diharapkan telah meningkatkan ekspektasi para trader bahwa Fed akan melonggarkan kebijakan setidaknya dua kali pada tahun 2024. 

Sedangkan, laporan pekerjaan AS yang lebih buruk dari perkiraan mengungkapkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat di atas estimasi. 

Selain itu, data perumahan AS mengecewakan pasar karena Izin Mendirikan Bangunan dan Awal Pembangunan Rumah menurun.

Fischer mengatakan, lemahnya rilis data ekonomi ini, bersamaan dengan pernyataan para pejabat Fed, yang memberikan sinyal bahwa Fed tidak akan segera menurunkan suku bunga.  Pejabat Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan kemungkinan butuh satu atau dua tahun untuk menurunkan inflasi inti ke 2%. 

Dia menambahkan bahwa trajektori suku bunga akan tergantung pada kondisi ekonomi, menekankan bahwa ekonomi AS memang mencapai disinflasi meskipun ada pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.

Menurut dia, meningkatnya risiko geopolitik juga membantu tren naik logam mulia. Ketegangan di Timur Tengah meningkat karena Israel mengancam akan melancarkan serangan terhadap Hezbollah di Lebanon. 

“Hal ini, bersama dengan pakta yang baru-baru ini ditandatangani antara Rusia dan Korea Utara, dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven,” imbuhnya.

Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa peluang untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin untuk bulan September adalah 58%, turun dari 62% sehari sebelumnya. 

Baca Juga: Harga Emas Naik 1% ke Puncak Dua Minggu, Didorong Harapan Potongan Suku Bunga Fed

Sementara itu, kontrak futures dana Fed Desember 2024 mengimplikasikan bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 36 basis poin pada akhir tahun. Pejabat Fed menyarankan kesabaran terkait pemotongan suku bunga dan menekankan bahwa mereka akan tetap bergantung pada data. 

Meskipun laporan CPI minggu lalu positif, para pembuat kebijakan menegaskan bahwa mereka perlu melihat lebih banyak laporan seperti data bulan Mei.

Sementara itu, Gubernur The Fed Jerome Powell, berkomentar bahwa mereka tetap kurang yakin tentang kemajuan dalam inflasi meskipun laporan CPI AS menunjukkan bahwa proses disinflasi terus berlanjut. Semua faktor ini menggarisbawahi potensi kenaikan harga emas dalam jangka pendek dan panjang.

Secara keseluruhan, Fischer memprediksi, harga emas hari ini, Jumat (21/6) menunjukkan potensi kenaikan yang kuat, meskipun ada kemungkinan koreksi harga emas dalam jangka pendek, tren jangka panjang tetap positif. 

Hal ini dikarenakan faktor-faktor ekonomi dan geopolitik yang mendukung, memberikan gambaran optimis bagi para investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi