Harga Emas Diprediksi Masih Berpeluang Naik, Begini Proyeksinya hingga Akhir 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia stabil di sekitar US$ 1.960 per ons troi pada Rabu (31/5). Harga tersebut sudah turun dari awal Mei 2023 yang berada di sekitar US$ 2.050 per ons troi, tetapi naik dari sepekan lalu yang berada di sekitar US$ 1.939 per ons troi. 

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, faktor internal Amerika Serikat (AS), seperti persoalan plafon utang AS dan penguatan dolar AS hanya bersifat sementara menahan kenaikan harga emas. 

Selagi bank sentral dunia terus membeli emas, maka harga emas masih akan terus naik ke depannya. 


Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyampaikan, penurunan harga emas belakangan ini terjadi karena sebagian besar investor meyakini bahwa bank sentral AS The Fed masih bersikap hawkish. 

Baca Juga: Hartadinata (HRTA) Akan Bagikan Dividen 21,80% dari Laba Tahun 2022

"Selama beberapa minggu terakhir, spekulan besar dan pengelola dana telah mengurangi gross long exposure mereka terhadap emas dan meningkatkan taruhan short bets mereka, menunjukkan bahwa para pedagang telah mengantisipasi hal ini," tutur Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (31/5).

Selain itu, penguatan dolar AS untuk minggu ketiga berdampak negatif pada harga emas. Penguatan dolar AS terjadi karena adanya keyakinan bahwa The Fed bakal kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juni 2023.

Beberapa data ekonomi AS akan rilis pekan ini dan dipandang bakal berpengaruh pada visi The Fed mengenai suku bunga. Indeks keyakinan konsumen Mei 2023 diprediksi akan masuk ke zona pesimis dan data aktivitas manufaktur tetap berada di zona kontraksi. 

Selain itu, ada data pengangguran AS yang diperkirakan meningkat menjadi 3,5% serta non-farm payrolls yang diperkirakan menurun. 

Sutopo memperkirakan, pergerakan harga emas di bawah US$ 1.920 per ons troi bisa menandakan penurunan minat emas untuk jangka pendek. Hal ini membuka peluang bagi emas untuk menjalani siklus koreksi ke US$ 1.900, US$ 1.850, hingga US$ 1.800 per ons troi. 

"Pemulihan tren diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus 2023 hingga akhir tahun untuk kembali diperdagangkan di sekitar US$ 1.900," kata Sutopo. 

Karena masih ada kemungkinan koreksi, Sutopo menyarankan investor untuk menunggu penurunan lebih jauh sebelum membeli emas. 

Bernada serupa, Lukman juga memperkirakan, harga emas berpotensi terkoreksi ke US$ 1.900 per ons troi. Menurutnya, harga emas masih akan tertekan hingga pertemuan FOMC bulan Juni 2023.

Baca Juga: Harga Emas Turun Hampir 2% Sepanjang Mei 2023

Meskipun begitu, di akhir tahun, ia melihat harga emas potensial naik lagi ke level US$ 2.100-US$ 2.200, walau mungkin lebih realistis di kisaran US$ 2.150 per ons troi. 

"Faktor yang akan mendorong harga emas adalah perlambatan ekonomi global dan tensi geopolitik serta perang di Ukraina yang berkepanjanan," kata Lukman. 

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono pun memprediksi, emas masih memiliki kecenderungan bullish. Salah satu pendorong kenaikan harganya berasal dari keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga atau bahkan menurunkannya. 

Ia memperkirakan, harga emas di akhir tahun 2023 bisa berada di level US$ 2.000 per ons troi. Akan tetapi, kisaran tahunannya berada di US$ 1.800-US$ 2.200 per ons troi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi