KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset safe haven emas menunjukkan reli yang kuat sebulan ini, memecahkan rekor demi rekor dan hanya sedikit koreksi. Melansir Trading Economics, Jumat (27/9), pukul 17.33 WIB, harga emas berada di level US$ 2.664 per ons troi. Meskipun harga ini melemah 0,3% secara harian, namun dalam sepekan menguat 1,62%, bahkan dalam sebulan menguat 6,43%. Pengamat Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu tribowo Laksono menuturkan, keputusan The Fed yang melonggarkan kebijakan moneter pada pertengahan September 2024 memicu tren bullish harga emas.
Jadi walaupun pada Kamis (26/9), Ketua The Fed Jerome Powell enggan memberikan komentar mengenai pemotongan suku bunga lebih lanjut, harga emas tetap menunjukan taring penguatannya.
Baca Juga: Harga Emas dan Perak Menuju Kenaikan Mingguan Didukung Harapan Pemotongan Suku Bunga Wahyu menyebut, sejak awal 2024 emas sudah naik hampir 30%, sehingga pelemahan 0,3% dalam sehari tidak sebanding. Selain itu, kebijakan memangkas suku bunga acuan diikuti oleh sejumlah bank seperti Riksbank Swedia dan Bank Sentral Republik Ceko. Aksi ini semakin mengangkat harga logam mulia ini. "Karena menurunkan biaya untuk memegang aset non-bunga, membuatnya lebih menarik bagi investor," jelas Wahyu kepada KONTAN, Jumat (27/9). Pengamat mata uang dan komoditas, Lukman leong mengatakan, bukan hanya sentimen pemangkasan suku bunga yang mengangkat harga emas. Namun stimulus ekonomi besar dari China. Ini karena negara tersebut adalah konsumen emas terbesar dengan permintaan dari bak sentral maupun konsumen ritel sangat besar. "Dengan harga emas yang tinggi akhir-akhir ini, sementara ekonomi China yang lesu disertai permintaan ritel di China melamban, imbas stimulus ini diharapakan kembali mendorong harga emas global," jelas Lukman kepada KONTAN, Jumat (27/9). Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo menambahkan, saat ini pasar bersiap untuk laporan PCE AS sebagaimana menjadi panduan lebih lanjut terkait prospek kebijakan moneter The Fed. Selain itu, pasar juga menanti pengukuran inflasi pilihan The Fed. "Karena data yang kuat menantang ekspektasi untuk siklus pemotongan suku bunga yang agresif," ucap Sutopo kepada KONTAN, Jumat (27/9).
Baca Juga: Sebulan Naik 2,89%, Harga Emas Antam Hari Ini Mandeg (27 September 2024) Ketiga analis ini juga sepakat reli penguatan emas akan berlangsung dalam jangka panjang. Koreksi kecil hanya bagian dari pergerakan, sejatinya tren harga emas diproyeksi terus naik. Wahyu melihat logam mulia ini mampu menyentuh US$ 2.800 per ons troi di akhir tahun ini, dan US$ 3.500per ons troi di tahun 2025. Tidak jauh berbeda, Sutopo juga menargetkan pada akhir 2024 harga emas menyentuh US$ 2.800 per ons troi. Sementara, Lukman meyakini emas berpotensi dijual dengan harga US$ 3.000 hingga akhir tahun 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat