Harga Emas Diproyeksi Capai Level US$ 2.750 per Ons Troi pada Pekan Ini



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas (XAU/USD) menunjukkan tren bullish yang positif selama pekan ini. Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, mengungkapkan bahwa kombinasi indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren kenaikan harga emas semakin kuat.

"Harga emas diperkirakan naik hingga mencapai level US$ 2.750 per ons troi, sampai akhir minggu ini, meskipun ada risiko koreksi jika terjadi pembalikan arah atau reversal. Apabila harga gagal untuk menembus kenaikan tersebut, potensi penurunannya dapat mencapai level US$ 2.675," ujar Andy dalam risetnya, Jumat (25/10).

Andy menilai bahwa harga emas pekan ini akan berada dalam tren positif. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah aksi jual di pasar obligasi AS yang disebabkan oleh kekhawatiran terhadap pengeluaran defisit pemerintah menjelang pemilihan presiden mendatang. 


Baca Juga: Saat Harga Emas Sedang Tinggi, Outlet Galeri24 Malah Ramai Pembeli

Kenaikan imbal hasil obligasi AS ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir memberikan tekanan pada dolar AS, sehingga mendorong investor beralih ke aset lindung nilai (safe haven) seperti emas.

Selain itu, ketidakpastian di panggung politik AS juga berkontribusi terhadap pergerakan harga emas. Jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump.

Situasi ini menambah kekhawatiran pasar, mengingat kemungkinan perubahan kebijakan setelah pemilihan. Risiko tersebut membuat emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi aset dari ketidakpastian ekonomi.

Andy juga menjelaskan bahwa pergerakan harga emas minggu ini dipengaruhi oleh spekulasi mengenai kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Meskipun The Fed sebelumnya memberikan sinyal penurunan suku bunga yang agresif, data ekonomi AS terbaru menunjukkan perekonomian masih cukup kuat. 

Baca Juga: Melihat Aktivitas Jual Beli Emas di Saat Harga Tengah Melonjak Tinggi

Dengan arah pasar terkini, para pedagang tidak lagi mengharapkan penurunan suku bunga besar-besaran pada pertemuan kebijakan moneter bulan November, yang memberikan tekanan pada harga emas, mengingat hubungan terbalik antara suku bunga dan harga logam mulia tersebut. 

"Meskipun begitu, ketidakpastian mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed tetap menjadi salah satu faktor yang mendukung pergerakan harga emas," imbuh Andy.

Dalam jangka pendek, investor diharapkan mencermati data ekonomi yang akan dirilis akhir pekan ini, termasuk Pesanan Barang Tahan Lama dan revisi Indeks Sentimen Konsumen Michigan, yang dapat memberikan indikasi mengenai kondisi perekonomian AS dan kebijakan moneter selanjutnya.

Ketegangan geopolitik juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas pekan ini. Krisis di Timur Tengah, terutama serangan militer Israel terhadap Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon dan peningkatan pengepungan di bagian utara Gaza, menambah risiko eskalasi ketegangan. 

Baca Juga: Prospek Harga Logam Industri Tertekan, Ini Penyebabnya

"Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang telah mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset-aset aman seperti emas," ucap Andy.

Ia menambahkan bahwa risiko eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut dapat memicu permintaan yang lebih tinggi untuk emas sebagai aset safe haven, yang pada gilirannya memperkuat proyeksi bullish terhadap XAU/USD. 

Ketegangan geopolitik, jika terus berlanjut, dapat menjadi katalis utama untuk mendorong harga emas menuju level US$ 2.750 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli