SINGAPURA. Kontrak harga emas pagi ini tak banyak mengalami perubahan. Kendati begitu, harga emas diprediksi akan mengalami penurunan seiring kecemasan pemerintah China akan memperketat kebijakan moneternya sehingga mengurangi permintaan akan emas dan mendorong penguatan dollar. Asal tahu saja, pagi tadi, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat turun 0,4% menjadi US$ 1.380,35 per troy ounce. Namun, pada pukul 10.58 waktu Seoul, harga emas berada di posisi 1.380,35. Pada minggu lalu, harga emas sudah melorot 2%, yang merupakan penurunan terbesar sejak 22 Oktober. Sementara itu, kontrak harga emas pengantaran Febuari tak banyak berubah di level US$ 1.385 per troy ounce di Comex, New York. "Kecemasan kalau China akan memperketat kebijakan untuk mengerem laju inflasi kemungkinan akan berdampak negatif pada pergerakan harga emas untuk sementara waktu. Harga emas bisa terbantu oleh bertambahnya likuiditas selama AS menjalankan keputusannya untuk mendongkrak pertumbuhan," jelas Park Jong Beom, trader Tong Yang Futures Trading Co di Seoul. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga emas diramal melorot seiring spekulasi pengetatan kebijakan China
SINGAPURA. Kontrak harga emas pagi ini tak banyak mengalami perubahan. Kendati begitu, harga emas diprediksi akan mengalami penurunan seiring kecemasan pemerintah China akan memperketat kebijakan moneternya sehingga mengurangi permintaan akan emas dan mendorong penguatan dollar. Asal tahu saja, pagi tadi, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat turun 0,4% menjadi US$ 1.380,35 per troy ounce. Namun, pada pukul 10.58 waktu Seoul, harga emas berada di posisi 1.380,35. Pada minggu lalu, harga emas sudah melorot 2%, yang merupakan penurunan terbesar sejak 22 Oktober. Sementara itu, kontrak harga emas pengantaran Febuari tak banyak berubah di level US$ 1.385 per troy ounce di Comex, New York. "Kecemasan kalau China akan memperketat kebijakan untuk mengerem laju inflasi kemungkinan akan berdampak negatif pada pergerakan harga emas untuk sementara waktu. Harga emas bisa terbantu oleh bertambahnya likuiditas selama AS menjalankan keputusannya untuk mendongkrak pertumbuhan," jelas Park Jong Beom, trader Tong Yang Futures Trading Co di Seoul. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News