KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas terjepit di dekat level terendah dalam sembilan bulan. Taruhan untuk kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve dan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS)meredupkan daya tarik untuk emas batangan.

Senin (11/7), harga emas spot ditutup melemah 0,5% menjadi US$ 1.733,96 per ons troi. Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 ditutup anjlok 0,6% ke US$ 1.731,70.

Terlepas dari risiko resesi, akhir-akhir ini investor lebih memilih dolar AS daripada emas, dan mendorong mata uang tersebut ke puncak hampir dua dekade. Hal itu turut mengikis daya tarik emas batangan di antara pembeli luar negeri.

Tugu Insurance Sabet Penghargaan The Best Emission Reduction Transparency Award 2025

Kenaikan suku bunga, sementara itu, meningkatkan biaya peluang memegang emas karena tidak membayar bunga.

"Emas berada di bawah tekanan karena dolar membuat pergerakan besar dan ada ekspektasi kenaikan suku bunga yang cukup besar setelah laporan federal (baru-baru ini AS) menyoroti pasar tenaga kerja yang kuat," kata Edward Moya, analis senior OANDA.

Baca Juga: Harga Emas Spot Bergerak Datar di US$ 1.742 Per Ons Troi di Pagi Ini (11/7)

"Harga emas secara tentatif bisa menembus di bawah level US$ 1.700 dan kemudian melihat support kuat di sekitar US$ 1.670 per ons troi," tambah Moya.

Data AS pada hari Jumat (8/7) menunjukkan, pasar tenaga kerja bergerak maju dengan kenaikan pekerjaan yang kuat, memberikan amunisi The Fed untuk memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi bulan ini.

Sementara itu, Esther George dari The Fed, yang menentang kenaikan 75 bps di bulan lalu, mengatakan perubahan suku bunga yang tiba-tiba "dapat menciptakan ketegangan" dalam perekonomian.

Tetapi tumbuhnya pesimisme atas keadaan beberapa ekonomi di Asia, dan ketidakstabilan geopolitik sampai batas tertentu, membatasi kerugian emas, karena emas batangan tetap menjadi tempat berlindung yang aman selama masa-masa sulit, kata Ricardo Evangelista, analis senior di ActivTrades.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News