Harga emas ditutup melonjak hampir 1% pada Senin (5/10), didorong harapan stimulus AS



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas melonjak 1% akhir perdagangan Senin (5/10). Penguatan harga si kuning datang dari optimisme pasar terhadap potensi stimulus ekonomi untuk Covid-19 dan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, kenaikan harga emas terbatas usai pasar saham perkasa setelah laporan bahwa Presiden AS Donald Trump bisa segera keluar dari rumah sakit.

Mengutip Reuters, kemarin harga emas spot ditutup naik 0,7% menjadi US$ 1.912,80 per ons troi. Harga si kuning sempat capai level tertinggi sejak 22 September 2020 saat berada di US$ 1.918,36 per ons troi.

Sementara itu, harga emas berjangka kontak pengiriman Desember 2020 juga ditutup melonjak 0,7% menjadi US$ 1.920,10 per ons troi. 


Salah satu penopang penguatan harga emas datang dari optimisme atas stimulus fiskal yang kembali mulai muncul. Akhir pekan lalu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi menegaskan adanya kemajuan dalam pembuatan undang-undang bantuan untuk Covid-19 antara pemerintah dan legislatif AS terebut.

Baca Juga: Penguatan kurs rupiah bisa berlanjut pada hari ini

"Mungkin ada kesepakatan yang lebih dekat di cakrawala itu. Di mana, Pelosi setuju dan Partai Republik juga setuju dan saya berpikir stimulus akan menjadi keuntungan bagi logam mulai, " kata Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist RJO Futures.

Sedikit sentimen risiko telah menjadi negatif bagi emas, kata Pavilonis, menambahkan bahwa "kita bisa melihat sisi lain minggu."

Selain itu, pelemahan indeks dolar AS juga berhasil menopang kinerja ciamik emas di awal pekan ini. Kemarin, the greenback melemah 0,4% terhadap mata uang saingannya. Ini membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Berita terkait rencana Presiden Trump keluar dari rumah sakit pada Senin (5/10) malam membuat bursa saham global menghijau. Walau di satu sisi, banyak ahli dari luar yang memperingatkan bahwa kasus Trump mungkin lebih parah dari yang diberitakan.

Infeksi Covid-19 yang diderita Trump juga meningkatkan ketidakpastian terkait pemilihan presiden AS yang seharusnya berlangsung pada 3 November mendatang. 

"Melarang hasil pemerintah yang terbagi, kedua administrasi kemungkinan akan mendorong kesepakatan fiskal skala besar dalam waktu singkat yang akan membantu mengurangi tekanan pada tingkat riil, mengangkat logam mulia dalam prosesnya," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

"Mengingat Blue Wave kemungkinan besar akan menghasilkan yang paket terbesar, peluang pemilihan (kandidat Demokrat Joe) Biden adalah kemungkinan besar yang akan mendorong harga emas di bulan mendatang," lanjut TD Securities.

Baca Juga: Analis prediksi IHSG melanjutkan penguatan besok, Selasa (6/10), simak pemicunya

Ke depan, pasar akan mengawasi hasil pertemuan Federal Reserve pada bulan September lalu yang akan dirilis Rabu (7/10) waktu setempat. 

Keperkasaan emas di awal pekan ini juga menjadi berkah bagi komoditas logam mulia lainnya. Di antaranya, perak yang juga berhasil naik 2,4% menjadi US$ 24,27 per ons troi. Platinum pun menguat 1,3% ke US$ 893 per ons troi dan paladium menanjak 2,5% menjadi US$ 2,366 per ons troi.

Selanjutnya: IDX BUMN20 tertekan, saham-saham ini masih punya prospek cerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari