Harga Emas Ditutup Menguat Tipis di Akhir Pekan, Didorong Pelemahan Indeks Dolar



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga Emas menguat pada hari Jumat tetapi mencatat penurunan mingguan terbesar dalam enam minggu terakhir. Sentimen datang karena komentar dari pembuat kebijakan Federal Reserve (The Fed) sepanjang pekan ini menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.

Jumat (19/1), harga emas spot ditutup menguat 0,3% menjadi US$ 2.029,49 per ons troi. Dengan ini, harga emas spot melemah hampir 1% di minggu ini.

Sejalan, harga emas berjangka ditutup naik 0,4% ke US$ 2.029,3 per ons troi.


Penguatan emas datang setelah indeks dolar Amerika Serikat (AS) turun 0,2% tetapi naik 1% untuk minggu ini. Dolar yang lebih kuat membuat emas yang ditransaksikan dalam the greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Selama seminggu, pasar telah berspekulasi mengenai waktu penurunan suku bunga Federal Reserve yang tercermin pada harga emas, kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Baca Juga: Harga Emas Spot Menuju Minggu Terburuk dalam 6 Pekan, Jumat (19/1)

Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan pada hari Jumat bahwa The Fed memerlukan lebih banyak data inflasi sebelum keputusan penurunan suku bunga dapat dibuat.

Sedangkan, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari Kamis mengatakan, dasar untuk memulai pemotongan adalah pada kuartal ketiga.

Para pedagang sekarang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 47% pada bulan Maret, turun dari 71% pada minggu lalu, menurut Fed Watch Tool dari CME.

“Sampai pemotongan pertama dilakukan, pasar kadang-kadang akan berjalan terlalu cepat, dalam proses membangun ekspektasi penurunan suku bunga ke tingkat yang membuat harga rentan terhadap koreksi,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan.

Dari sisi fisik, pembelian emas di India lesu pada minggu ini karena koreksi harga lokal gagal menarik konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari