Harga Emas Dunia Berpotensi Lanjut Menguat Pada Senin (3/4)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia berpotensi menguat pada perdagangan Senin (3/4) dari level penutupan pekan lalu di US$ 1.970,80. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan, emas dunia akan diperdagangkan di rentang US$ 1.942,65-US$ 1.997,92 per ons troi.

Untuk pekan ini, patokan kontrak berjangka emas Amerika Serikat (AS) turun US$ 15,50 atau 0,8%, dibandingkan dengan penyelesaian Jumat sebelumnya di US$ 2.001,70. Akan tetapi, dalam bulan Maret 2023 naik 8% dan selama kuartal I-2023 mencatatkan keuntungan US$ 160 yang diterjemahkan menjadi kenaikan hampir 9%.


Ibrahim menjelaskan, keuntungan kuartalan itu sangat signifikan. Data Investing.com menunjukkan ini pertama kalinya emas membukukan kenaikan kuartalan yang besar secara berurutan. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 4.000 ke Rp 1.068.000 Per Gram, Senin (3/4)

Pada kuartal sebelumnya antara September sampai Desember 2022, emas berjangka membukukan kenaikan US$ 154 atau keuntungan 9,2%.

Dalam dua minggu terakhir, Comex Futures telah menembus US$ 2.000 dalam enam kesempatan. 

"Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa Comex akan mencapai US$ 2.100 pada waktunya untuk mencetak rekor tertinggi baru," ucap Ibrahim, Senin (3/4).

Bank sentral AS The Fed diperkirakan akan mengakhiri siklus pengetatan antara Mei dan Juni 2023. The Fed telah mengesampingkan penurunan suku bunga untuk tahun ini, meskipun analis tidak yakin tentang itu.

Namun, gejolak di sektor perbankan AS telah mengakibatkan para pedagang menilai kembali pandangan mereka tentang pergerakan Federal Reserve di masa depan. 

Sekarang, mereka melihat suku bunga AS mendekati puncaknya yang akan mengikis keuntungan imbal hasil dolar.

Baca Juga: Harga Emas Terkoreksi di Awal Pekan Ini, Senin (3/4)

Namun, pandangan ini bergantung pada adanya tanda-tanda bahwa The Fed memenangkan pertarungannya melawan inflasi.  Pengukur inflasi favorit The Fed, yakni indeks harga PCE inti, akan dirilis di akhir sesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi