Harga Emas Dunia Cetak Rekor Lagi, Simak Rekomendasi Saham Andalan Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas kembali cetak rekor harga tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) pada Kamis (21/3). Penguatan harga emas ini terjadi seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS).

Harga emas dunia mencapai level tertingginya dil evel US$ 2.222 per ons troi pada Kamis (21/3) pukul 00.00 WIB. Lonjakan harga ini sejalan dengan Federal Reserve (The Fed) Amerika yang mempertahankan suku bunga acuan di pertemuan FOMC bulan Maret 2024.

Hal ini kemudian berdampak positif pada emiten-emiten produsen emas dalam negeri. Pada perdagangan hari ini, Kamis (21/3) beberapa saham produsen emas turut mencatat kenaikan.


Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) Berharap Adanya Kenaikan Belanja Perhiasan Saat Ramadan

Saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) menanjak 2,41% ke level harga Rp 1.700 per saham, kemudian saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melesat 6,19% ke level Rp 2.4000 per saham, dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) ditutup menguat 3,53% ke level harga Rp 352 per saham.

Equity Analyst PT Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izatty menilai, emiten ANTM memiliki price to earnings ratio (PER) 10,74x atau lebih baik daripada emiten lain, lalu return on asset (ROA) sebesar 10,7% serta return on equity (ROE) sebesar 15%, dan DER sebesar 0,44 atau paling kecil daripada emiten lain, serta masih di bawah 1,00 yang dapat diartikan rasio utangnya masih sehat.

 
ANTM Chart by TradingView

"Ada banyak sentimen yang mendorong kenaikan atau penurunan harga emas, namun yang paling besar korelasinya biasanya ada pada kebijakan moneter Amerika, dalam hal menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga," kata Arinda kepada Kontan.co.id, Kamis (21/3).

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Kamis 21 Maret 2024, Cek Daftarnya di Sini

Namun, apabila tingkat suku bunga The Fed turun, maka permintaan dolar AS akan turun dan pelaku pasar cenderung memilih emas dalam berinvestasi daripada dolar AS. Arinda memperkirakan pemangkasan suku bunga akan terjadi di bulan Juni 2024.

Selain itu, The Fed juga masih memproyeksikan akan menurunkan tingkat suku bunga dengan rentang 4,5%-5%. Tidak hanya kebijakan moneter, namun tensi geopolitik juga menurutnya tetap perlu diperhatikan.

Di mana adanya peperangan antara Rusia-Ukraina serta Israel-Hamas menyebabkan ketidakpastian pasar dan dapat memicu naiknya harga emas. 

Editor: Noverius Laoli