Harga Emas Dunia Terkoreksi, Fokus Pasar Dinilai Tertuju pada Suku Bunga The Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas  terlihat mulai melandai setelah melaju tinggi beberapa waktu terakhir. Meski begitu, penurunnya dinilai tidak akan terlalu tajam lantaran adanya eskalasi geopolitik di Timur Tengah.

Analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, mengatakan, harga emas turun meskipun mendapatkan dukungan terbatas dari meningkatnya kerusuhan di Timur Tengah. Namun, ia melihat harga emas masih berada di atas area support-nya.

"Ini menunjukkan harga emas yang lebih tinggi meski ada penurunan," tulisnya dalam riset, Rabu (8/5).


Baca Juga: Alasan Aneka Tambang (ANTM) Bagi Dividen Rp 3,07 Triliun, 100% dari Laba 2023

Sebelumnya, harga emas terkerek naik dengan meningkatnya spekulasi tentang penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS), pasca data non-farm payrolls (NFP) yang lebih lemah mendukung emas juga. Namun, dolar kembali pulih pada hari Selasa (7/5).

Dus, emas spot turun 0,40% menjadi US$ 2.305 per ons troy pada Rabu (8/5) pukul 15.42 WIB.

Meski begitu, serangan Israel ke Rafah menunjukkan eskalasi konflik dengan Hamas dan membuka celah di Timur Tengah.

Beberapa permintaan tempat perlindungan emas meningkat sebagai akibat dari langkah ini, yang mendorong harga emas tetap berada di atas US$ 2.300 per ons troy.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Rabu 8 Mei 2024, Cek Daftarnya di Sini

Fischer mencermati bahwa saat ini pasar lebih berfokus pada suku bunga. Banyaknya perbincangan Federal Reserve yang berharap dolar akan tetap stabil, membatasi kenaikan besar pada emas karena pasar menunggu lebih banyak isyarat suku bunga dari the Fed.

"Walaupun emas menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan, tetapi penurunan ini tidak akan mencapai level yang rendah dan masih memiliki potensi untuk kenaikan lebih lanjut dengan adanya eskalasi konflik geopolitik yang masih berlanjut," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli