Harga emas fluktuatif, target Pegadaian meleset



JAKARTA. Target penerimaan Perum Pegadaian tahun 2011 terancam gagal. Soalnya, kinerja gadai emas memble. Padahal, gadai emas adalah penyumbang utama pendapatan Pegadaian. Sebanyak 95% pendapatan gadai berasal dari gadai emas.

Lucia Retna Widarti, Manajer Humas Perum Pegadaian, berkata, penerimaan pendapatan dari sektor gadai emas masih jauh dari target. Hingga November tahun 2011, perusahaan ini baru mengantongi pendapatan jasa gadai emas sebesar Rp 884 miliar. "Sekitar 76,64% dari target Rp 1,1 triliun," kata Lucia, kemarin.

Sayang, Lucia enggan merinci penyebab melemahnya kinerja itu. Namun, ada dugaan, harga emas yang labil selama tahun 2011 merupakan salah satu penyebab.


Lihat saja, data di Indonesia Commodity and Derivatif Exchange, harga emas batangan 24 karat pernah mencapai titik tertinggi Rp 540.600 per gram pada 22 Agustus 2011. Namun, sejak saat itu, harganya terus turun ke Rp 472.500 per gram pada 20 Oktober 2011, kemudian kembali naik hingga Rp 526.400 per gram pada 11 Oktober 2011 dan akhirnya tutup Rp 467.000 per gram di akhir tahun 2011.

Kondisi ini menyebabkan masyarakat enggan menggadaikan emas mereka. Soalnya, ada kekhawatiran, harga emas anjlok saat menggadaikan atau harga melonjak pada jatuh tempo.

Namun, Edi Prayitno, Direktur Operasional Pegadaian yakini, pihaknya tetap bisa mencapai target. Argumen dia, Pegadaian bisa mengandalkan kinerja gadai selama bulan Desember. Biasanya, tren gadai meningkat menjelang tutup tahun karena untuk menyambut perayaan Natal dan liburan.

Terbukti, sejak Oktober 2011, pendapatan jasa gadai emas semakin meningkat. Hingga Oktober 2011, pendapatan jasa gadai emas baru mencapai Rp 749 miliar. Satu bulan kemudian, pendapatan meningkat signifikan menjadi Rp 844 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: