MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini bergerak di kisaran sempit dalam perdagangan musim liburan yang sepi. Emas hanya naik tipis terbebani oleh dollar yang kuat dan imbal hasil US Treasury yang tinggi, karena investor menunggu sinyal lebih jelas tentang kebijakan moneter Federal Reserve tahun 2025.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (24/12) pukul 07.46 WIB, harga emas spot diperdagangkan di level US$ 2.614,65 per troi ons. Emas hanya naik sekitar US$ 2 dibandingkan penutupan sesi kemarin.
Hari ini, indeks dollar (DXY) masih bergerak naik di atas level 108.
Di sesi kemarin, harga emas spot ditutup turun 0,39%. Pasalnya, indeks dollar naik terhadap para pesaingnya ke sekitar level tertinggi dua tahun, sehingga mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil US Treasury acuan AS 10 tahun juga naik.
"Pasar terus mencerna hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu lalu. Jalur suku bunga yang lebih dangkal untuk tahun 2025 kini mulai diperhitungkan, mungkin jeda pada bulan Januari, mungkin juga Maret," kata Peter Grant, Wakil Presiden dan Ahli strategi logam di Zaner Metals, mengutip Reuters, Senin (24/12).
Meskipun Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu lalu, tetapi, sinyal penurunan suku bunga yang lebih sedikit pada 2025, telah mengirim emas ke level terendah sejak pertengahan November pada minggu lalu.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil, diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah. Kini investor menghitung ulang ekspektasi untuk tahun depan.
Harga emas telah mencetak beberapa rekor tertinggi pada tahun ini, dan naik 27% sejauh ini, menjadi kinerja tahunan terbaiknya sejak 2010. Laju harga emas didorong oleh pembelian bank sentral yang kuat, ketegangan geopolitik, dan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank besar.
Michael Langford, Kepala investasi di Scorpion Minerals, seperti dilansir Reuters, Senin (23/12), memperkirakan, dampak besar berikutnya adalah masa jabatan presiden Trump dan keputusan awal yang mungkin akan diumumkannya. Hal ini berpotensi menambah volatilitas pasar dan menjadi pendorong kenaikan harga emas.
Presiden terpilih Donald Trump akan mulai menjabat pada 20 Januari. Emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, biasanya berkinerja baik selama ketidakpastian ekonomi.