MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global jeblok, meski indeks dollar AS sedang melemah. Logam mulia turun seiring investor fokus pada langkah bank sentral AS atau Federal Reserves (The Fed) selanjutnya.
Mengutip Bloomberg, Senin (25/11) pukul 11.24 WIB, harga emas spot diperdagangkan di level US$ 2.673,57 per troi ons, turun 1,6% dari penutupan pekan lalu. Emas berbalik arah usai naik 6% pada pekan lalu. Ini kenaikan mingguan paling tajam dalam 20 bulan terakhir.
Harga emas spot turun kembali ke bawah US$ 2.700 di tengah fokus pasar yang kini beralih pada prospek kebijakan The Fed pada Desember mendatang. Ini terjadi setelah sebuah laporan menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat pada kecepatan tercepat sejak April 2022. Pasar swap melihat peluang yang sangat kecil bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan depan.
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani emas, yang tidak memberikan bunga.
Meski begitu, tahun ini, harga emas masih naik lebih dari 25%. Laju emas didukung pembelian bank sentral dan peralihan kebijakan suku bunga The Fed menuju pemangkasan suku bunga. Pembelian aset safe haven juga menjadi katalis kenaikan harga pada pekan lalu, di tengah eskalasi perang Rusia-Ukraina.
Sebagian besar bank global tetap positif terhadap prospek harga emas. Goldman Sachs Group Inc. dan UBS Group AG melihat kenaikan lebih lanjut pada 2025.
Menurut Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG Asia Pte., harga emas terus mencerminkan interaksi antara risiko geopolitik dan pandangan yang kurang dovish dari The Fed.
Setiap kejutan inflasi yang naik dapat semakin memengaruhi taruhan terhadap potensi mempertahankan suku bunga pada Desember. "Dengan prospek penurunan suku bunga yang lebih lambat kemungkinan akan memberikan sedikit tekanan terhadap harga emas," prediksi dia, melansir Bloomberg, Seni (25/11).
Banyak data pekan ini yang dapat menjadi petunjuk kemungkinan arah suku bunga The Fed. Petujuk tersebut antara lain risalah rapat The Fed bulan November, indeks keyakinan konsumen dan data pengeluaran konsumsi pribadi, yang menjadi tolak ukur inflasi pilihan The Fed.