Harga emas hari ini melemah, dipicu optimisme pemulihan ekonomi global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali terkoreksi pada awal perdagangan Rabu (3/6), hari ini. Pukul 07.20 WIB, harga emas untuk pengiriman Agustus 2020 di Commodity Exchange ada di US$ 1.727,30 per ons troi, turun 0,38% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.734 per ons troi.

Koreksi harga emas hari ini terjadi karena para trader mulai beralih ke aset berisiko di tengah sinyal positif dari stimulus dan pemulihan ekonomi global. 

Di sisi lain, bursa saham di Amerika Serikat dan Eropa menguat, mencerminkan optimisme investor atas perbaikan ekonomi setelah pelonggaran lockdown pandemi virus corona.


Baca Juga: Lepas tengah siang, harga emas spot bergerak di US$ 1.737,67 per ons troi

"Ada kelanjutan optimisme sehubungan dengan pembukaan kembali ekonomi, yang ditunjukkan dalam reli saham yang sedang berlangsung ... Di bawah premis itu, mudah untuk memahami emas bisa sedikit rentan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures seperti dikutip Reuters.

Saham di bursa AS menguat karena optimisme seputar pembukaan kembali bisnis meski dibayangi kekhawatiran naiknya ketegangan perdagangan China-AS.

Namun, analis menilai prospek emas secara keseluruhan masih cukup positif, dimana logam mulia itu sudah naik lebih dari 18% setelah menyentuh level terendah selama empat bulan terakhir.

Di front AS-China, dua sumber mengatakan kepada Reuters, China mengatakan kepada perusahaan-perusahaan milik negara untuk menghentikan pembelian kedelai dan daging babi AS skala besar, dimana salah satu dari mereka mengatakan pembelian jagung dan kapas AS oleh negara juga ditunda.

"Jika Anda melihat tensi memanas antara AS dan China atas Hong Kong - itu akan mengubah dinamika perdagangan dengan Hong Kong. Semakin banyak orang akan tertarik pada emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.

Baca Juga: Harga emas hari ini menanjak di tengah kekhawatiran memanasnya ketegangan AS-China

Emas juga mendapat dukungan lebih lanjut setelah Presiden AS Donald Trump berjanji untuk menggunakan militer untuk menghentikan protes yang meluas di kota-kota AS atas kematian George Floyd dalam tahanan polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi