MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini naik setelah turun tajam pada pekan lalu. Logam mulia memantul naik seiring reli dollar AS terhenti, sementara pelaku pasar menanti komentar dari pejabat Federal Reserve (The Fed) untuk petunjuk lebih lanjut mengenai arah suku bunga AS.
Mengutip Bloomberg, Senin (18/11), harga emas spot naik 1% dibandingkan penutupan pekan lalu menjadi US$ 2.590,55 per troi ons pada pukul 11.07 WIB. Harga emas bangkit setelah pekan lalu anjlok 4,53%.
Harga emas bertenaga untuk naik sebab hari ini nilai dollar AS stabil. Berbeda dengan pekan lalu, di mana indeks dollar naik sampai 1%. Dollar yang lebih lemah menjadikan emas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Yeap Jun Rong, Ahli strategi pasar di IG, memperkirakan, harga emas akan sedikit pulih setelah aksi jual besar-besaran baru-baru ini dan beberapa pergerakan dollar menurun.
"Kita bisa menduga retorika yang tidak terlalu dovish dari para pembuat kebijakan AS pada Desember, karena The Fed menyiapkan panggung untuk kemungkinan mempertahankan suku bunga pada Januari. Hal ini belum sepenuhnya diperhitungkan oleh pasar, jadi kebutuhan untuk kalibrasi ulang mungkin masih menjadi kendala bagi emas," kata Rong, mengutip Reuters, Senin (18/11).
Setidaknya tujuh pejabat bank sentral AS akan berpidato pada pekan ini. Data ekonomi dan inflasi AS yang kuat, terus membentuk kembali perdebatan di antara para pembuat kebijakan The Fed mengenai kecepatan dan tingkat penurunan suku bunga. Sementara, investor minggu lalu semakin menurunkan ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada Desember.
Data yang dirilis pada Jumat lalu, menunjukkan bahwa penjualan ritel AS bulan Oktober meningkat sedikit lebih banyak dari yang diharapkan. Ini menjadi sinyal ekonomi AS masih solid.
Nah, suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tarik untuk memegang emas, yang tidak memberikan imbal hasil.
Di samping itu, investor juga mempertimbangkan berita bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang Rusia. Ini pembalikan signifikan kebijakan Washington dalam konflik Ukraina-Rusia.