Harga Emas Hari Ini Stabil Pasca-Anjlok 3,4% Kemarin



MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini cenderung stabil pasca-jeblok pada sesi sebelumnya. Ancaman Presiden AS terpilih Donald Trump berupa tarif impor sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko memperkuat dollar, sehingga menjegal emas.

Mengutip Bloomberg, Selasa (26/11) pukul 12.19 WIB, harga emas spot diperdagangkan di level US$ 2.622,27 per troi ons, turun tipis dari penutupan kemarin di US$ 2.625 per troi ons.
 
Otot dollar menguat lagi setelah Trump mengatakan pajak impor diperlukan untuk menekan arus migran dan obat-obatan terlarang yang melintasi perbatasan AS. Ia juga berjanji mengutip tarif tambahan sebesar 10% untuk barang-barang China. USD yang lebih kuat mengurangi daya tarik emas, karena membuatnya lebih mahal bagi banyak pembeli.
 
Pada sesi kemarin, harga emas spot jeblok 3,4%, karena ketegangan di Timur Tengah mereda, yang melemahkan permintaan aset safe haven. Melansir Bloomberg, Selasa (26/11), seorang pejabat Israel memperkirakan kabinet keamanan Israel akan memberikan suara pada perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah Lebanon pada Selasa, dan pengesahannya dianggap mungkin. 
Meski belakangan harga emas turun, namun periode tahun berjalan harganya masih naik 27%. Harga logam mulia melompat didukung oleh pembelian bank sentral dan perubahan arah kebijakan Federal Reserves menuju suku bunga yang lebih rendah. Banyak analis masih positif terhadap prospek harga emas, dengan Goldman Sachs dan UBS melihat kenaikan lebih lanjut pada 2025.
 
Namun, Nicky Shsiel, Kepala Strategi Logam di MKS PAMP SA, mengatakan bahwa investor semakin memperkirakan zaman keemasan Amerika, dengan pilihan kabinet yang pro-pasar dan pro-kripto, sementara cerita utang dan defisit AS sedang didorong berakhir.
 
"Emas seharusnya kembali ke US$ 2.500, bukan US$ 3.000, dalam jangka pendek," kata Nicky, melansir Bloomberg, hari ini (26/11).
 
Kini, investor mengantisipasi pertemuan suku bunga The Fed bulan depan, dengan beberapa rilis data ekonomi minggu ini dapat menjadi petunjuk tentang keputusan tersebut. Petunjuk tersebut termasuk risalah rapat The Fed bulan November, indeks keyakinan konsumen, dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi yang menjadi tolak ukur inflasi pilihan The Fed.

Selanjutnya: Ikaprama Gelar Simulasi Coretax Bersama Ditjen Pajak dan RDN Consulting


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini