Harga emas jatuh, tak lagi menjadi aset safe haven



KONTAN.CO.ID - NEW YORK / LONDON. Harga emas jatuh ke titik terendah lebih dari 18 bulan pada Rabu (15/8) karena dolar naik menuju harga tertinggi dalam lebih dari setahun.

Pasokan likuidasi emas lebih lanjut dari pasar negara berkembang untuk memperkuat mata uang lokal juga menekan emas, kata beberapa pedagang.

Kekhawatiran kelebihan pasokan terus menerus juga mendorong platinum dan paladium ke terendah masing-masing sejak Oktober 2008 dan Juli 2017.


"Cerita untuk emas sangat dipengaruhi kekuatan dolar dan kelemahan pasar," kata analis Mitsubishi Jonathan Butler.

Harga Spot emas turun 1,3% ke US$ 1,178.33 per ons (22:44 WIB), setelah sempat menyentuh titik terendah sejak awal Januari 2017 di US$ 1,174.35.

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga turun US$ 15,70 (-1,3%) ke US$ 1,185 per ounce.

"Ada beberapa bank sentral yang menjual (emas) dari pasar negara berkembang," kata Alex Turro dari RJO Futures. "Pasar-pasar berkembang berguling dengan lira."

Bullion telah menurun sekitar 9% tahun ini, tertekan oleh kenaikan suku bunga AS. Dollar AS yang melonjak dan kegagalan memanfaatkan peran tradisionalnya sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global, telah menakan harga bullion.

Investor lebih memilih Treasury AS safe haven terakhir. Itu berarti mereka harus membeli dolar.

Harga spot platinum merosot ke posisi terendah sejak Oktober 2008 di US$ 752,25 per ounce. Saat penutupan harga turun 3,3% ke US$ 771,80 per ounce. Palladium turun 5,2% ke US$ 850,10 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh US$ 834,50, titik terendah sejak Juli 2017.

Adapun harga spot perak anjlok 3,3% pada US$ 14,46 per ounce, setelah sempat jatuh ke level terendah sejak Februari 2016 di US$ 14,32.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana