Harga emas kembali bergerak di atas US$ 1.600



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali bergerak di atas level US$ 1.600 sejak kemarin. Jumat (3/4) pagi pukul 7.10 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.612,13 per ons troi, turun 0,11% dari harga penutupan perdagangan kemarin.

Kamis (2/4), harga emas spot naik 1,41% ke US$ 1.613,99. Harga emas menguat dalam tiga hari perdagangan setelah Selasa lalu merosot tajam.

Meski kembali naik ke atas level US$ 1.600, harga emas spot masih turun 0,98% dalam sepekan terakhir. Pekan lalu, harga emas melambung naik akibat kekhawatiran dampak penyebaran virus corona.


Baca Juga: Harga emas melompat lebih 1%, klaim pengangguran AS mengangkat permintaan safe haven

Kenaikan harga emas ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan klaim pengangguran yang kembali mencetak rekor. Kamis, klaim tunjangan pengangguran di AS melonjak menjadi 6,65 juta dari pekan sebelumnya yang sebesar 3,3 juta. Mayoritas negara bagian di AS meminta warganya untuk tetap tinggal di rumah sehingga mengangkat klaim pengangguran.

"Realisasi angka ini bersama dengan pasar saham yang turun menyebabkan pembelian safe haven emas meningkat," kata Bob Haberkorn, senior market strategist RJO Futures kepada Reuters.

Indeks saham AS turun setelah rilis angka klaim pengangguran meski kemudian ditutup naik akibat lonjakan harga minyak. "Semakin lama ini berlangsung, makin buruk situasi dalam jangka panjang. Emas adalah aset yang berkinerja baik dalam guncangan yang terjadi sekarang, seluruh uang yang dicetak untuk mengatasi efek virus, dan juga suku bunga yang rendah," imbuh Haberkorn.

Baca Juga: Harga minyak naik 16% dalam sepekan, Saudi meminta pertemuan darurat

Hari ini, total infeksi virus corona telah melampaui 1 juta kasus positif. Korban meninggal mencapai lebih dari 52.000 dan pasien sembuh lebih dari 210.000 orang.

"Kami memperkirakan emas masih akan berperan penting dalam alokasi investor beberapa bulan ke depan. Tapi, volatilitas tetap tinggi," kata Edward Muir, analis ED&F Man Capital Markets dalam catatan.

Muir menambahkan bahwa pelemahan ekonomi yang lebih panjang disertai dengan stimulus yang agresif oleh bank sentral dan pemerintah akan menopang harga emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati