Harga Emas Kembali Ngegas, Ini Emiten yang Bakal Dapat Berkah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen baik kembali menyelimuti emiten pertambangan emas. Untuk pertama kalinya harga emas spot berhasil menembus level US$ 2.700 per ons troi.

Melansir Bloomberg, harga emas spot berada di level US$ 2.712,74 per ons troi pada Jumat (18/10), pukul 18:23 WIB. Di dalam negeri, harga emas Antam juga ikut mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya.

Harga emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga naik Rp 7.000, menjadi Rp 1.503.000 per gram. Harga jual kembali alias buyback Antam juga naik Rp 7.000 menjadi Rp 1.353.000 per gram pada hari ini. 


Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan harga emas didorong oleh adanya penurunan suku bunga bank sentral oleh Bank Sentral Eropa. 

Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.760 Hari Ini (18/10), TLKM, BBNI, BBCA Paling Banyak Dibeli Asing

Tenaga penguatan emas dunia juga didorong oleh ekonomi pertumbuhan ekonomi China yang masih lesu. Adapun pada kuartal III-2024, ekonomi China tumbuh 4,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Ibrahim menilai pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) juga menjadi ketegangan tersendiri. Di mana, peluang Donald Trump memenangkan kontestan pilpres ini terbuka lebar.

"Ini bisa memicu ketegangan politik, terutama perang dagangan antara AS dan China serta sanksi terhadap negara-negara yang tidak menggunakan dolar," ucap dia saat dihubungi Kontan, Kamis (17/10).

Dengan sentimen tersebut, Ibrahim pun memproyeksikan penguatan harga emas masih akan terjaga. Dia memproyeksikan level US$ 2.750 per ons troi bisa tercapai sampai akhir tahun ini.

Senada, Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menilai tren penguatan harga emas masih akan berlanjut. Dia memproyeksikan emas bisa bertahan di atas US$ 2.600 hingga tutup 2024.

"Setidaknya sampai semester I-2025 harga emas mungkin masih akan cenderung menguat, yang akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan ekonomi global dan situasi geopolitik," ucapnya kepada Kontan, Jumat (18/10). 

Baca Juga: 10 Tahun Jokowi IHSG Naik 51,31%, Era SBY Naik 489,29%, Ini Kata Analis

Menurutnya, secara keseluruhan, kenaikan harga emas ini akan berdampak positif bagi emiten emas. Apalagi kalau emitennya bisa menjaga daya produksi dan biaya pertambangan di level yang rendah.

"Seharusnya mining cost para emiten pertambangan emas akan cenderung stabil karena pergerakan harga bahan bakar masih cenderung stabil," kata Rizkia. 

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menambahkan selain kenaikan harga komoditas, emiten di sektor emas akan turut dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga oleh bank sentral. 

Dia menilai angin segar dari lonjakan harga emas ini mulai akan nampak pada kinerja emiten emas di semester II-2024. Dengan asumsi, penjualan emas oleh emiten tambang emas juga ikut meningkat.

Dari beberapa emiten yang memiliki lini bisnis emas, saham pilihan Kiwoom Sekuritas jatuh pada ANTM. Miftahul merekomendasikan hold ANTM dengan target harga di Rp 1.670. 

Setali tiga uang, Rizkia menilai ANTM salah satu saham yang patut dicermati investor. Alasannya, harga emas yang cenderung mengalami kenaikan dan adanya perbaikan dari segmen bisnis nikel. 

 
ANTM Chart by TradingView

Selanjutnya: IHSG Ditutup Menguat 0,32% Hari Ini (18/10), Simak Review Pergerakannya Sepekan Ini

Menarik Dibaca: Cara Aktifkan Fitur Cahaya di Video Call WhatsApp agar Terlihat Lebih Terang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari