Harga Emas Kian Berkilau, Begini Dampaknya Bagi Emiten Tambang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tambang emas akan memanfaatkan momentum harga emas yang terus berkilau untuk mendongkrak kinerjanya pada tahun ini.

Harga emas dunia kembali menguat pada Jumat (19/4), harga emas di pasar spot sentuh level tertinggi di US$ 2.411,09 per ounce. Dalam sebulan, harga emas melonjak hingga 10,68%. Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memprediksi bahwa harga emas akan mengalami tren kenaikan dalam jangka panjang.

Salah satu emiten tambang emas, PT Merdeka Copper Gold (MDKA) mengaku akan menikmati margin yang lebih tinggi dari naiknya harga emas dunia.


Baca Juga: Konflik di Timur Tengah Kian Memanas, Emiten Komoditas Siap Mendulang Berkah

Head of Corporate Communication PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Tom Malik mengatakan perusahaan tambang beroperasi berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahunan yang diajukan dan disetujui oleh Kementerian ESDM.

Ia menjelaskan, RKAB aspek pengusahaan, aspek teknik, dan aspek lingkungan termasuk jumlah produksi untuk tahun berjalan. Untuk MDKA, target produksi emas tahun ini direntang 100.000 - 120.000 ounce. 

Menurut Tom, kenaikan harga emas tidak membuat MDKA meningkatkan produksi karena sudah dipatok dalam RKAB.

"Pengendalian biaya produksi melalui efisiensi dan optimalisasi operasi memungkinkan MDKA menikmati margin yang lebih tinggi dari naiknya harga emas dunia," kata Tom kepada KONTAN, Jumat (19/4).

Untuk memanfaatkan momentum harga emas yang tinggi ini, kata Tom, MDKA secara konsisten melakukan ekpslorasi lanjutan di operasi kami termasuk Tambang Emas Tujuh Bukit untuk meningkatkan cadangan emas dan memperpanjang umur tambang.

Selain itu, MDKA sedang mengembangkan proyek Tambang Emas Pani di Gorontalo yang akan merupakan tambang emas primer terbesar di Indonesia.  Tambang Emas Pani saat ini dalam tahap konstruksi dan ditarget kan beroperasi akhit tahun depan dengan produksi tertinggi 450.000 ounce per tahun.

Emiten tambang emas lain, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam pada tahun ini, ANTAM menargetkan peningkatan penjualan emas sebesar 43% dibandingkan penjualan di tahun 2023, yaitu sebesar 37,35 ton. Sementara untuk produksi, Perusahaan menargetkan produksi emas sebesar 958 kg.

Baca Juga: Kelanjutan Serangan Israel ke Iran Jadi Penggerak Harga Emas Spot

Sekretaris Perusahaan ANTM, Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, untuk mencapai target tersebut, Perusahaan terus melakukan inovasi penjualan produk-produk logam mulia serta fokus pada upaya peningkatan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas sebagai instrumen lindung nilai.

"Dengan adanya tren kenaikan harga emas saat ini kami meyakini pada tahun ini emas akan menjadi komoditas yang memberikan kontribusi signifikan pada kinerja kami secara keseluruhan," kata Faisal kepada KONTAN, Jumat (19/4). 

Sementara itu, emiten yang bergerak di bisnis hilir emas juga turut memanfaatkan kenaikan harga emas, salah satunya emiten penjual perhiasan, yakni PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).

Director of Investor Relations HRTA Thendra Chrisnanda mengatakan, harga emas yang tinggi menjadi salah satu pendorong kinerja HRTA di samping dari pertumbuhan volume penjualan.

"Untuk saat ini, pendorong penjualan berasal dari emas batangan diproyeksikan masih bertumbuh solid di tahun 2024," ujar Thendra kepada KONTAN, Jumat (19/4).

Ia menuturkan, HRTA memiliki diversifikasi produk yang menjangkau seluruh segmen pasar dari penjualan perhiasan emas kadar 8k hingga 24k dan emas batangan mulai dari gramasi 0,1 gram hingga 1 kg;

Baca Juga: Harga Emas Antam Makin Melonjak ke Level Rp 1.345.000, Bisa Sampai ke Berapa?

Saat harga emas naik tinggi, untuk segmen perhiasan terjadi pergeseran di mana penjualan kadar emas yang berkadar rendah yang memiliki potensi mengalami peningkatan.

Di sisi lain untuk segmen emas batangan, outlook permintaan lebih baik dikarenakan pembelian dilakukan customer sebagai safe haven dan store value di tengah tingginya faktor ketidakpastian, mulai dari tingginya tingkat inflasi dan ketegangan geopolitik.

Emiten tambang emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) optimis dapat mencapai target produksi dan meraih kinerja operasional positif pada 2024. Direktur Utama PSAB, Edi Permadi menuturkan, kenaikan produksi yang terlihat konsisten semenjak semester II 2023 dan disertai dengan harga emas yang cenderung stabil tinggi pada awal 2024 diharapkan berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan tahun ini.

"Kami optimis dapat mencapai target produksi di tahun ini," ujar Edi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .