KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emas cenderung melanjutkan penurunan usai sempat naik ke level tertinggi. Harga emas saat ini terkoreksi akibat deekskalasi perang Timur Tengah. Mengutip Bloomberg, Rabu (24/4) pukul 12.05 WIB, harga emas spot menguat tipis 0,20% di posisi US$ 2.326 per ons troi. Sementara harga emas Antam hari ini turun Rp 5.000 menjadi Rp 1.320.000 per gram berdasarkan situs Logam Mulia. Analyst PT Finex Bisnis Solusi Future Brahmantya Himawan mengatakan, emas telah meningkat cukup tajam selama dua minggu terakhir karena meningkatnya permintaan
safe haven, setelah Iran dan Israel saling melancarkan serangan.
Namun, sampai saat ini Iran belum mengambil tindakan pembalasan langsung apapun dalam menanggapi serangan Israel. Iran bahkan cenderung tidak ingin membalas untuk memberi harapan adanya deekskalasi perang. “Karena ada potensi konflik mereda, investor lebih banyak melakukan aksi
profit taking dan permintaan
safe haven menurun,” ujar Bram kepada Kontan.co.id, Rabu (24/4).
Baca Juga: Harga Emas Diprediksi Turun, Imbas Meredanya Konflik Timur Tengah dan Penguatan Dolar Di samping itu, lanjut Bram, angka inflasi yang belum turun sesuai target dan juga data-data ekonomi Amerika yang solid mendukung suku bunga tinggi dipertahankan untuk waktu yang lama. Sehingga, ini berpotensi membebani kenaikan harga emas ke depan. Menurut Bram, harga emas saat ini lebih cenderung akan terkoreksi, apabila tidak ada dukungan dari situasi yang kembali memanas di Timur Tengah. Saat ini, harga emas dipandang memiliki Resistensi pada level harga US$2.375 per ons troi dan Support pada kisaran US$2.250 per ons troi. Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mencermati bahwa penurunan harga emas dipengaruhi oleh meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah. Fishcer memprediksikan untuk harga emas hari ini, menunjukkan kecenderungan penurunan yang lebih signifikan dari sebelumnya. Meredanya konflik di Timur Tengah secara langsung mengurangi permintaan
safe haven untuk logam mulia. Selain itu, kenaikan nilai dolar AS juga masih membayangi pasar, terutama dengan tingkat inflasi yang tinggi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 5.000 ke Rp 1.320.000 Per Gram, Rabu (24/4) “Meskipun terdapat sedikit kenaikan, namun potensi penurunan masih terus berlangsung dalam jangka panjang. Ini menunjukkan perlunya kewaspadaan bagi para pelaku pasar dalam mengambil keputusan investasi terkait dengan emas,” ungkap Fischer, Rabu (24/4).
Fischer menjelaskan, meskipun harga emas sempat mencapai rekor tertinggi di atas US$ 2.400 per ons troi karena serangkaian serangan antara Iran dan Israel, namun melandainya dampak serangan tersebut telah membuat beberapa harapan bahwa konflik tidak akan memburuk. Sehingga, kondisi ini mengurangi permintaan
safe haven untuk emas. Sementara itu, kekhawatiran akan tingkat suku bunga AS tetap ada karena dollar stabil di dekat level tertinggi lima bulan. Para pedagang juga waspada dengan imbal hasil Treasury AS yang naik, karena ekspektasi terhadap peningkatan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama
(higher for longer). Ekspektasi suku bunga bakal ditahan lama ini diperkuat dengan data inflasi AS yang kuat untuk bulan Maret dan sinyal
hawkish dari pejabat Federal Reserve. Sehingga, kondisi terkini membuat para pedagang memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Juni oleh The Fed. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati