Harga emas koreksi tipis ke US$ 1.806,30 per ons troi, setelah cetak rekor tertinggi



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Setelah cetak rekor tertinggi, harga emas koreksi tipis pada awal perdagangan hari ini. Namun, pelemahan harga si kuning masih berada di sekitar rekor tertingginya dalam sembilan tahun.

Koreksi harga emas terjadi karena harapan pemulihan ekonomi kembali mengangkat sentimen aset risiko. Pelemahan emas pun terlihat tipis karena dibatasi oleh kekhawatiran atas meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia. 

Mengutip Reuters, Kamis (9/7) pukul 08.15 WIB, harga emas spot turun 0,2% ke level US$ 1.806,30 per ons troi. Pada perdagangan sesi sebelumnya, harga emas spot naik ke level tertinggi sejak September 2011 setelah menyentuh US$ 1.817,71 per ons troi. 


Baca Juga: Harga minyak WTI ditutup di atas US$ 40 per barel berkat kenaikan konsumsi bensin AS

Serupa, harga emas berjangka AS juga melemah 0,1% menjadi US$ 1.818,40 per ons troi. 

Pelemahan harga emas bersamaan dengan pasar saham di kawasan Asia yang menghijau setelah adanya harapan yang kuat terhadap pemulihan ekonomi. Kini, investor pun hanya melihat prospek ekonomi depan dengan menjadikan laporan pendapatan di kuartal II sebagai patokan. 

Selain itu, pasar saham Amerika Serikat (AS) pun  berhasil ditutup menguat pada akhir sesi kemarin. Bahkan, Nasdaq cetak rekor tingginya lagi.

Pesanan mesin inti Jepang naik 1,7% pada Mei dari bulan sebelumnya, versus perkiraan penurunan 5,4% oleh para ekonom di jajak pendapat Reuters. Pesanan inti dianggap sebagai indikator belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang.

Menteri Keuangan Inggris menjanjikan tambahan US$ 38 miliar untuk mencegah krisis pengangguran.

Baca Juga: Heboh penyelundupan emas 30 kg, politik di India guncang

Walau begitu, pesona emas tetap muncul karena seorang pejabat Federal Reserve menyebut pemulihan ekonomi di AS mungkin macet. Hal ini menimbulkan keraguan tentang itu daya tahan dari ekonomi Negeri Paman Sam. 

Belum lagi, kasus global virus corona kini sudah lebih dari 12 juta pada Rabu (8/7), dengan lebih dari setengah juta orang tewas.

Emas yang merupakan aset safe haven karena digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman pada saat-saat tertentu di tengah ketidakpastian politik dan keuangan pun mendapat keuntungan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari