Harga emas lanjutkan koreksi ke US$ 1.885 per ons troi pada pagi ini (10/6)



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas spot lanjutkan pelemahan pada perdagangan pagi ini. Harga emas terbebani oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat, karena investor menunggu sinyal yang lebih jelas tentang tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi jelang data AS dan pertemuan European Central Bank (ECB) di pekan ini. 

Kamis (10/6) pukul 08.30 WIB, harga emas spot turun 0,2% menjadi US$ 1.885,51 per ons troi. Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 melemah 0,4% menjadi US$ 1.888,80 per ons troi. 

Pelemahan emas terjadi karena indeks dolar AS naik tipis untuk diperdagangkan di dekat 90,137 melawan para pesaingnya. Ini membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya karena dinilai lebih mahal.


Sementara itu, yield US Treasury tenor acuan 10 tahun tergelincir di bawah 1,50% untuk pertama kalinya sejak 7 Mei, mengurangi biaya peluang memegang emas batangan tanpa bunga. Walau begitu, hal ini tak mampu menyelamatkan emas dari koreksi harga. 

Pasar kini menanti keputusan kebijakan ECB yang dijadwalkan pada hari ini. ECB sebenarnya diproyeksi akan tetap mempertahankan aliran stimulus yang besar ketika para pembuat kebijakan bertemu pada hari ini. Namun khawatir bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat menahan pemulihan yang masih baru lahir.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 3.000 menjadi Rp 954.000 per gram pada hari ini (10/6)

Sementara itu, laporan indeks harga konsumen AS cukup dinantikan karena diharapkan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang pandangan Federal Reserve tentang kenaikan harga dan masa depan langkah-langkah dukungan ekonomi.

Dihantui oleh kenangan akan kenaikan suku bunga AS di masa lalu, bank sentral dunia meletakkan dasar untuk transisi ke kehidupan dengan stimulus global yang lebih sedikit, dengan banyak negara sudah mengisyaratkan langkah untuk keluar.

Dari pasar Asia, harga grosir Jepang naik 4,9% secara tahunan pada Mei untuk menandai kenaikan terbesar dalam 13 tahun. Data menunjukkan bahwa biaya komoditas yang lebih tinggi dapat memukul perusahaan yang perlahan-lahan bangkit dari penderitaan pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Harga minyak turun di pagi ini, permintaan bahan bakar AS di awal musim panas melemah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari