Harga emas masih akan tertekan



JAKARTA. Setelah terkoreksi tajam, harga emas sedikit terangkat. Logam mulia menjadi salah satu instrumen investasi yang dicari di tengah ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat (AS), lantaran krisis anggaran serta ketidakjelasan waktu pemangkasan stimulus moneter di AS.

Harga emas untuk kontrak pengiriman Desember 2013 pukul 17.05 WIB di Comex, Rabu (2/10),  naik 0,62% menjadi US$ 1.294,10 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Namun, dalam sebulan, harga emas telah terpangkas 8,34%.

Kondisi ekonomi AS yang masih penuh tanda tanya membuat pelaku pasar memilih mencari aset yang lebih aman. Saat ini, Pemerintah Amerika mulai menutup sebagian aktivitas operasionalnya, setelah Kongres AS gagal mencapai kesepakatan untuk meningkatkan anggaran baru hingga tenggat waktu, Senin malam lalu.


Kubu Republik bersikeras menunda program kesehatan ala Obama alias Obamacare, sebagai syarat untuk meloloskan anggaran. Penutupan aktivitas pemerintahan ini dikhawatirkan menganggu jadwal rilis data ekonomi AS pada minggu ini, termasuk data gaji pekerja non pertanian yang memiliki dampak tinggi bagi perekonomian AS.

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengatakan, saat ini kecemasan investor sudah mulai mereda setelah mendapat kepastian penutupan operasional pemerintahan hanya berlangsung sementara. "Kemungkinan penutupan ini hanya berlangsung satu minggu," ujar Suluh.

Masih tren bearish

Sentimen dari AS ini sebenarnya mengangkat harga emas, tetapi karena sebagian fasilitas umum utama masih berjalan, investor kembali beralih ke instrumen seperti dollar AS dan aset berisiko lainnya seperti pasar saham. Secara teknikal, harga emas memang masih belum mampu menembus level psikologis US$ 1.300 per ons troi. Ini karena secara fundamental harga emas masih tertekan.

Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menambahkan, investor masih waspada menjelang konferensi pers Bank Sentral Eropa (ECB) dan juga pidato Gubernur The Fed pada dini hari tadi. "Jika Bernanke mengumumkan The Fed akan menunda pemotongan stimulus, emas akan kembali bertenaga. Jika sebaliknya, emas akan tertekan," ujar Zulfirman.

Zulfirman memprediksi, tren harga emas dalam jangka panjang  masih bearish. Harga berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Ini menunjukkan potensi koreksi harga. Stochastic masih turun di level 24. Moving average convergence divergence (MACD) turun dan berada di area negatif -14.    

Dalam sepekan, Suluh memperkirakan, harga emas di kisaran US$ 1.270-US$ 1.305 per ons troi. Proyeksi Zulfirman, harga emas di rentang US$ 1.270-US$ 1.310 per ons troi.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini