Harga emas masih berpotensi turun



JAKARTA. Emas batangan Logam Mulia, unit bisnis PT Aneka Tambang (Antam), mencapai harga terendah sejak 2 Januari 2012. Harga emas Antam untuk ukuran 1 kilogram tercatat Rp 519.000 per gram, Rabu (15/5).

Harga emas lantakan ini turun 2,63% sepanjang Mei. Beberapa analis menilai, masih ada ruang penurunan harga. Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, potensi penurunan harga masih terbuka lebar.

Menurutnya, emas ANTAM berpeluang turun sampai di bawah Rp 500.000 per gram dan bisa menyentuh di level Rp 448.000 per gram. Albertus menyarankan, investor menunggu harga emas batangan turun ke Rp 488.000 per gram untuk membeli.


Namun, level harga tersebur kemungkinan baru bisa tercapai bulan Oktober. Di bulan tersebut, outlook ekonomi Amerika Serikat sebagai parameter perekonomian global mulai menunjukkan hasil konkret, karena mendekati akhir tahun. Dari hasil outlook ekonomi AS inilah harga emas global bisa menemukan pergerakan dan di saat itulah investor sebaiknya mencermati perubahan harga dan menentukan posisi.

Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, investor belum tepat membeli emas saat ini. "Karena harga masih bisa turun lagi," kata Kiswoyo, Senin (13/5). Ia memprediksi, dalam 1-2 pekan ke depan, harga emas Antam akan kembali melandai di kisaran Rp 450.000 - Rp 480.000 per gram. Untuk jangka pendek, lanjutnya, prospek investasi emas batangan dinilai kurang menarik. Sebaliknya, untuk jangka panjang, investasi ini masih terbilang menarik.

Investor yang memiliki tujuan investasi antara 1-5 tahun masih bisa mendapatkan cuan dari emas batangan. Ia menduga, pergerakan harga emas akan rebound setelah menyentuh Rp 450.000 - Rp 480.000. Dalam waktu 1-2 bulan, harga emas berpotensi menyentuh level Rp 550.000. Kiswoyo memprediksi, harga emas Antam hingga akhir tahun di level Rp 500.000.

Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures mengungkapkan pendapat berbeda. Menurutnya, keputusan beli bergantung kepada preferensi investor. Jika pembelian emas dimaksudkan untuk instrumen hedging atau investasi jangka panjang, maka di level harga berapapun, emas pantas dibeli.

Wahyu menilai, emas batangan lebih cocok digunakan untuk instrumen hedging, bukan sebagai instrumen spekulatif. Selain itu, "Perlu diversifikasi portfolio agar aset investor lebih aman, karena tidak hanya terpaku pada satu jenis investasi," kata Wahyu.

Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia merekomendasikan segera beli bagi investor yang berniat berinvestasi jangka panjang. Juni memperkirakan, harga emas di dalam negeri akan naik ke Rp 550.000 - Rp 600.000 per gram sampai akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati