Harga emas masih labil



SINGAPURA. Harga emas ternyata masih labil saat dolar Amerika Serikat (AS) menguat menyusul keluarnya data tenaga kerja AS akhir pekan lalu. Harga emas berjangka naik 0,2% menjadi US$ 1.225 per ounce pada pukul 8:55 waktu Singapura.

Sebelumnya, harga emas kehilangan 0,4% atau turun ke US$ 1.208,58 pada 5 Juli lalu, harga terendah sejak 28 Juni. Harga ini merupakan penurunan pekan ketiga.

Sementara itu, di kuartal terakhir tahun ini, harga emas sudah turun 23%, karena beberapa investor kehilangan kepercayaan terhadap logam setelah Ben Bernanke, Gubernur The Fed menyatakan rencananya mengurangi stimulus d AS.


Namun, data tenaga yang dirilis pekan lalu menyatakan, AS telah menambah 195.000 lowongan pekerjaan baru bulan lalu, atau lebih tinggi dari proyeksi ekonomi yang hanya 165.000 lowongan baru.

David Lennox, analis di Fat Prophets di Sydney menilai, data perbaikan angka pengangguran itu bisa membuat The Fed tetap membatasi stimulus di AS. "Kami menganggap mereka (The Fed) tetap membatasi stimulus," katanya seperti yang dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, harga perak berjangka turun menjadi US$ 18,9037 per ounce setelah naik 1,2% US$ 19,14. Sementara itu, harga spot paladium naik 0,7% menjadi US$ 686,95 per ounce. Sedangkan platinum naik 0,6% menjadi US$ 1.332,70 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri