JAKARTA. Tren kenaikan harga emas terus terjaga didukung isu Brexit serta kemungkinan The Fed menunda kenaikan suku bunga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (14/6) pukul 18.04 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,2% ke level US$ 1.283,1 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga emas menanjak 3%.

Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, emas mengalami koreksi setelah awal pekan ini mencapai level tertinggi sejak 6 Mei. "Ketidakpastian Brexit menopang emas," katanya.

Prospek emas selanjutnya menurut Agus tergantung dari pernyataan The Fed usai rapat FOMC. Pasar menanti sinyal kenaikan suku bunga, apakah di bulan Juli atau setelahnya.

"Pelaku pasar akan melihat bagaimana sikap The Fed setelah data Non Farm Payroll bulan Mei turun cukup signifikan," imbuhnya. Semakin cepat kenaikan suku bunga The Fed, maka pamor emas sebagai aset nonbunga akan semakin cepat luntur.

Agus memprediksi harga emas di kuartal III-2016 masih akan berada di atas level US$ 1.265 per ons troi. Ini dengan asumsi, The Fed menunda kenaikan suku bunga baik di bulan Juni maupun bulan Juli. Apalagi jika Inggris akhirnya keluar dari Uni Eropa.

Selanjutnya, harga emas berpeluang mendapat tekanan jika The Fed menaikkan suku bunga menjelang akhir tahun, baik di bulan September maupun Desember. Meski demikian, tekanan harga tidak akan terlalu besar mengingat kenaikan suku bunga pada akhir tahun sudah mendapat antisipasi pelaku pasar. Prediksi Agus harga emas masih bisa bertahan di atas US$ 1.200 per ons troi.

Sedangkan pekan ini data - data ekonomi AS seperti penjualan ritel dan Produser Price Index (PPI) akan turut mempengaruhi harga emas disamping hasil rapat The Fed. Penjualan ritel bulan Mei diprediksi turun ke level 0,4% dari sebelumnya 1,3% sementara PPI diperkirakan naik ke angka 0,3% dari sebelumnya 0,2%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia