Harga Emas Masih Solid, Simak Rekomendasi Saham ANTM, MDKA, dan HRTA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas emas masih solid. Dalam setahun, harga komoditas logam mulia ini sudah naik sebesar 10,33%.

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, kenaikan harga emas dalam beberapa hari terakhir didorong oleh peningkatan pembelian emas di bank sentral dari berbagai negara yang sangat masif.

Selain itu, data inflasi di  Amerika Serikat (AS) yang relatif melandai juga meningkatkan peluang bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), untuk mencapai tingkat puncak suku bunga (Fed Fund Rate).  “Dan hal itu bisa menurunkan dolar AS sehingga harga emas relatif mengalami penguatan dalam beberapa akhir ini,” kata Felix kepada Kontan.co.id, Senin (17/7).


Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat, Cek Rekomendasi Saham MAPI, BIRD, dan UNVR Hari ini (18/7)

Felix memproyeksi, harga emas tahun ini akan ada di kisaran US$ 2.050 per ons troi, naik dari rata-rata tahun 2022 yakni US$ 1.804 per ons troi. Sentimen datang dari pelemahan perekonomian global dan stabilitas keuangan global yang cukup fluktuatif. Sementara itu, pembelian emas secara besar-besaran melalui investasi dan pembelian oleh bank sentral di berbagai negara  masih cukup masif. 

Kenaikan harga emas akan berdampak positif bagi emiten. Untuk PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) misalnya, Felix melihat ada potensi kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP). Sementara kenaikan harga emas dapat memacu peningkatan investasi emas di kalangan masyarakat, karena masyarakat melihat ada potensi return yang oke dari investasi logam mulia. Hal ini menguntungkan bagi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai produsen logam mulia.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo mengatrol estimasi harga jual rata-rata emas MDKA. Pada tahun ini, ASP emas MDKA diproyeksi sebesar US$ 1,982 per ons troi, naik 11,1% dari estimasi sebelumnya sebesar US$ 1.784 per ons troi.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat ke Rp 14.988 Per Dolar AS, Selasa (18/7) Pagi

Kenaikan asumsi ASP ini mengimbangi estimasi penurunan kinerja segmen nikel MDKA, dimana Thomas menurunkan asumsi ASP nikel MDKA sebesar 14,3% menjadi US$ 14.950 per ton dari sebelumnya US$ 17.450 per ton.  

Dengan demikian, Thomas menaikkan estimasi pendapatan MDKA sebesar 64,6% dari semula US$ 974,8 juta menjadi US$ 1,60 miliar untuk tahun ini.

Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario  mengatakan, emas masih akan menjadi kontributor terbesar terhadap ANTM, yang diproyeksikan Alif berkontribusi 63,2% terhadap pendapatan  pada tahun ini. Alif menilai ANTM berada dalam posisi price taker. 

ANTM membeli bahan baku emas juga dengan basis perkembangan harga spot, dan menjual emas dengan memperhitungkan pergerakan perkembangan harga emas pula. Sehingga, tinggaI dan rendahnya harga emas tidak terlalu berdampak pada Antam.

“Tentu revenue berpotensi naik, namun secara margin tidak begitu berdampak,” kata Alif.

Baca Juga: IHSG Melanjutkan Kenaikan pada Selasa (18/7) Pagi Setelah Jeda di Awal Pekan

Panin Sekuritas menyematkan rekomendasi overweight terhadap sektor emas dengan pilihan utama alias top picks di sektor ini adalah ANTM. Selain didorong oleh solidnya harga komoditas, prospek ANTM juga ditopang oleh tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi logam mulia, terutama emas.

Emiten pelat merah ini juga memiliki eksposur yang tinggi terhadap emas. Hingga kuartal pertama 2023 penjualan emas ANTM menyumbang sekitar 70% dari total pendapatan. Dia merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.800 per saham. Felix juga merekomendasikan beli saham MDKA dengan target harga Rp 5.500 per saham. 

Thomas juga merekomendasikan beli saham MDKA dengan target harga Rp  4.300 per saham.

Alif merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.400. Dia juga merekomendasikan buy saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan target harga Rp 560. Alif memproyeksikan adanya keuntungan dari kesepakatan ekspor baru dengan tiga perusahaan perhiasan dari India

Jika kontrak tersebut berjalan sebagaimana dimaksud, Alif memproyeksikan HRTA berpotensi mendapatkan tambahan pendapatan hingga Rp 3,5 triliun, di atas estimasi yang dipasang sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati