Harga emas masih sulit terangkat



JAKARTA. Harga emas kembali melemah. Spekulasi yang kian tinggi akan percepatan pemangkasan stimulus moneter oleh The Fed seiring ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik, masih menekan harga komoditas itu.

Harga emas untuk kontrak pengiriman Februari 2014 di Comex, Rabu (4/12) pukul 17.00 WIB, turun 0,34% menjadi US$ 1.216,60 per ons troi dibanding harga sehari sebelumnya. Dalam sebulan, harga emas telah terkoreksi sebesar 7,74%.

Potensi percepatan pemangkasan stimulus makin tinggi setelah data manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) AS yang dirilis awal pekan ini mencapai 58,4 di November 2013. Nilai ini membaik dibanding Oktober yang hanya 56. "Jika angka penambahan lapangan kerja yang akan dirilis berada di atas 200.000 maka harga emas bisa turun ke level US$ 1.200 per ons troi," ujar Jordan Eliseo, Kepala Riset ABC Bullionseperti dikutip Bloomberg.


Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, selain mendapatkan tekanan besar dari isu penarikan stimulus moneter AS, harga emas juga tertekan akibat perubahan pola investasi pasar dari emas ke instrumen investasi yang lebih berisiko tapi memberikan imbal hasil lebih tinggi. "Salah satunya, saham," ujar dia.

Tekanan berlanjut

Ariston dan Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures memperkirakan, keterpurukan harga emas ini kemungkinan akan terus berlanjut. Faktor pengurangan stimulus moneter Amerika dan juga peralihan investasi yang dilakukan oleh pasar akan membuat harga emas sulit menguat kembali. Kalaupun menguat, itu hanya sebatas rebound teknikal.

Secara teknikal, Ariston mengatakan, sepekan ke depan, harga emas dunia masih akan bergerak lunglai. Potensi ini bisa dilihat dari posisi moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area -44. Stochastic berada di bawah area jenuh beli dan belum menunjukkan adanya pembalikan harga. Ini juga menandakan bahwa tekanan terhadap emas akan kembali berlanjut.

Relative strength index (RSI) berada di level 34, menunjukkan, tekanan harga emas masih belum mereda. Sementara itu, posisi harga yang masih berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 semakin memperjelas tekanan harga emas.

Proyeksi Ariston, sepekan ke depan, harga emas akan melemah di kisaran US$ 1.180-US$ 1.260 per ons troi. Prediksi Nizar, harga emas di US$ 1.200-US$ 1.240 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini