KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih melemah dan diprediksi akan bergerak fluktuasi tinggi dalam jangak pendek ini, di tengah penantian data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dapat memberikan petunjuk baru tentang seberapa cepat Federal Reserve dapat memangkas suku bunga. Berdasarkan Trading Economics, harga emas spot turun lebih dalam 0,43% ke level US$ 2.310 per ons troi pada Rabu (26/6) pukul 20.00 WIB. Sedangkan dalam sepekan harga emas tertekan 0,63%.
Baca Juga: Impor Emas China Melalui Hong Kong Turun Sekitar 23% pada Bulan Mei Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas sudah turun cukup tajam, dalah satu penyebabnya adalah tentang spekulasi bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tinggi. “Di mana kita melihat bahwa data inflasi yang akan dirilis di minggu ini, kemungkinan besar itu akan stagnan. Di sisi lain, inflasi di AS kemungkinan besar masih akan terus mengalami peningkatan,” kata Ibrahim saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/6). Selain itu, Ibrahim menuturkan bahwa di pekan ini, AS juga akan merilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama yang direvisi, dan kemungkinan besar hasilnya akan cukup bagus.
Baca Juga: Harga Emas Diprediksi Tertekan dalam Jangka Pendek, Tapi Akan Naik di Akhir Tahun “Kalau revisi ekonomi AS di kuartal pertama ini bagus, maka akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai perekonomian Amerika Serikat pada minggu ini,” imbuhnya. Lebih lanjut, Ibrahim bilang tensi Geopolitik di Timur Tengah saat ini sedang mereda sehingga potensi perang di negara tersebut cukup kecil yang membuat para investor melakukan
taking profit di perdagangan emas dunia dan investor banyak mengalihkan dananya ke dolar. “Maka dengan itu, wajar kalau dalam traksaksi di minggu ini harga emas kembali lagi mengalami penurunan,” imbuhnya. Ibrahim pun memprediksi secara teknikal bahwa ada indikasi untuk harga emas masih akan condong mengalami penurunan sampai ke level US$ 2.200 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Kompak Turun Siang Ini (26/6), Pengaruhi Harga Jual & Beli Emas Selaras dengan hal ini, Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo menjelaskan bahwa pernyataan pejabat Federal Reserve kemarin malam, Selasa (25/6) melanjutkan nada yang secara umum
hawkish untuk memberikan dukungan jangka pendek terhadap indeks dolar AS. Namun, kelanjutan kekuatan dolar tidak berlanjut, karena kurangnya dukungan data ekonomi, sehingga data inflasi minggu ini menjadi sangat penting. Sutopo menyebutkan, pada hari sebelumnya, Selasa (25/6) harga emas melemah di kisaran US$ 2.335 per ons troi, selama sesi Asia dan turun kembali di sesi AS, mencapai titik terendah US$ 2.315 per ons troi. “Sehingga fokus utama hari ini adalah apakah pelemahan ini akan terus berlanjut, dengan level support utama di bawahnya bertahan untuk sementara,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id. Dalam jangka pendek, Sutopo bilang, kinerja pasar kemarin dan hari ini sebagian besar sesuai ekspektasi, yang menunjukkan
rebound di sesi Asia serta kemunduran di sesi AS sehingga memberikan peluang short-selling. Baca Juga: Harga Emas Diprediksi Turun Efek Penguatan Dolar dan Antisipasi Data Inflasi PCE Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa harga emas berada di bawah tekanan US$ 2.300 per ons troi dalam beberapa hari terakhir. Dengan demikian, Sutopo memprediksi, pada akhir bulan ini harga kemungkinan tidak bergeser jauh. Sehingga saran bagi para pedagang adalah melakukan
hit and run. Namun, Sutopo mengatakan, menjelang data PCE yang akan dirilis pada Jumat (28/6) harga emas minggu ini diperkirakan akan berfluktuasi dikisaran US$ 2.305 - US$ 2.365 per ons troi, menyiratkan bahwa penurunan lebih lanjut dapat menargetkan harga emas tertekan lebih jauh ke level US$ 2.305 per ons troi. “Bahkan jika penurunan terus berlanjut, potensi penurunan terbatas pada sekitar US$ 2.292,” bebernya. Dalam jangka panjang, Sutopo memprediksi bahwa penurunan emas bisa berlanjut apabila pelemahan harga hingga di bawah level kunci US$ 2.277 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Teredam Oleh Fokus Pada Data Inflasi AS “Sehingga penting bagi investor untuk bersabar menunggu kemungkinan tersebut. Namun, secara mayor, emas dalam tren
bullish, tapi mungkin membutuhkan sejumlah koreksi, minimal hingga ke kisaran US$ 2.150 - US$ 2.200 per ons troi,” kata dia. Ia memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 2.500 per ons troi pada akhir tahun ini. Sedangkan pada awal kuartal III-2024, diproyeksi berada di level US$ 2.380 per ons troi. Sementara Ibrahim, memprediksi harga emas dunia akan mencapai US$ 2.400 pada awal kuartal ketiga 2024 dan US$ 2.500 per ons troi pada akhir tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto