Harga Emas Masih Tinggi, Simak Prospek Kinerja Emiten Produsen Emas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih berkilau. Meskipun begitu, tak semua emiten mendulang cuan dari momentum ini.

Melansir Trading Economics, Senin (20/5), harga emas sudah naik 23,86% secara tahunan ke US$ 2.436 per ons troi. Harga ini sudah naik 4,52% secara bulanan dan 4,32% secara mingguan.

Beberapa emiten pun tercatat mampu memanfaatkan momentum kenaikan harga emas ini. Misalnya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatatkan penjualan emas dan perak sebesar US$ 20,32 juta di akhir Maret 2024, naik dari US$ 4,80 juta di kuartal I 2023.


Director & Chief Investor Relations Officer PT Bumi Resources Minerals Tbk, Herwin W. Hidayat mengatakan, produksi emas BRMS sudah mencapai 9.600 ons troi. Sementara, target produksi emas di tahun 2024 adalah 32.000 – 35.000 ons troi.

Baca Juga: Harga Emas Tembus US$ 2.440 Hari Ini, Menguji Level Tertinggi Baru

Terkait segmen bisnis emas, BRMS masih berfokus pada penyelesaian pabrik pemrosesan bijih emas yang ketiga di Palu. Rencananya ini akan selesai dan siap beroperasi di kuartal III 2024. Hal ini diyakini BRMS akan mendukung kenaikan produksi emas Perseroan di periode tahun 2024-2025.

“Selain itu, kami juga meneruskan pembangunan infrastruktur, fasilitas pendukung tambang, pembangunan akses jalan tambang (hauling road), dan kegiatan eksplorasi demi meningkatkan cadangan di proyek tambang emas & tembaga di Gorontalo,” ungkapnya kepada Kontan, Senin (20/5).

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan penjualan emas sebesar Rp 7,67 triliun di kuartal I 2024, naik dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 7,01 triliun. Emas ini menjadi tulang punggung kinerja ANTM di kuartal I 2024, dengan total kontribusi mencapai 88,9% dari total pendapatan.

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan penjualan bersih emas sebesar US$ 291,17 juta di kuartal I 2024, naik dari US$ 233,62 juta di kuartal I 2023.

Vice President of Corporate Communications and Investor Relations AMMN, Kartika Octaviana mengatakan, volume produksi emas AMMAN di kuartal I 2024 sebesar 166.536 ons dengan volume penjualan sebesar 137.539 ons. AMMN menargetkan produksi emas sebanyak 1,009 juta ons emas untuk tahun 2024.

“Secara historis, terdapat production seasonality, yang mana produksi di kuartal I cenderung lebih rendah dibanding kuartal lainnya karena faktor cuaca,” ujarnya kepada Kontan, Senin (20/5).

Sebagai price taker, perubahan harga emas global tidak berdampak pada strategi produksi dan penjualan AMMN. Sebab, AMMN tetap berupaya memproduksi dan menjual seoptimal mungkin untuk memenuhi permintaan pasar.

“Fokus kami adalah peningkatan efisiensi operasional dan mempertahankan status kami sebagai salah satu produksi tembaga dan emas berbiaya rendah,” tuturnya.

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan penjualan sebesar Rp 4,01 triliun di kuartal I 2024, naik dari Rp 2,11 triliun di kuartal I 2023.

Direktur Investor Relation HRTA Thendra Crisnanda mengatakan, produksi HRTA mencapai 3,85 ton emas murni di kuartal I 2024. Realisasi produksi ini mencapai 24,6% dari total target di tahun 2024.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Berada di Rp 1.350.000 Per Gram, Senin (20/5)

Sementara, volume penjualan HRTA mencapai 3,76 ton emas murni di kuartal I 2024. Realisasinya mencapai 25% dari target di tahun ini.

“Perseroan akan terus berupaya mengikuti permintaan pasar dan mengembangkan penetrasi pasar, baik di pasar domestik maupun pasar ekspor,” ujarnya kepada Kontan, Senin (20/5).

Research Analyst Phintraco Sekuritas, Aditya Prayoga melihat, harga komoditas emas masih dapat menguat terbatas ke depan. Hal ini akan mendorong kinerja emiten emas yang diuntungkan dari peningkatan harga rata-rata alias average selling price (ASP) emas.

Salah satu sentimen penguat harga emas di tahun ini adalah ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah. Konflik yang melibatkan Iran, Israel, dan Palestina ini telah menciptakan tingkat ketidakpastian yang signifikan di pasar global

“Dalam suasana seperti ini, aset safe-haven seperti emas menjadi semakin diminati oleh investor yang mencari perlindungan terhadap potensi risiko geopolitik yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan global,” ujarnya kepada Kontan, Senin (20/5).

Selain itu, keputusan The Fed untuk melaksanakan pemangkasan suku bunga dalam tahun ini juga memiliki potensi besar untuk memengaruhi arah harga emas. Jika The Fed memutuskan untuk menjaga suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, bisa muncul minat yang lebih besar dari masyarakat untuk membeli aset safe-haven, seperti emas.

Baca Juga: Grafik Harga Emas 24 Karat Antam Terbaru (20 Mei 2024)

“Ekspektasi bahwa imbal hasil yang rendah pada instrumen keuangan lainnya akan mendorong para investor untuk mencari alternatif yang lebih menguntungkan. Ini pun mendukung permintaan dan akan kenaikan harga emas secara keseluruhan,” paparnya.

Aditya pun merekomendasikan strategi maintain buy untuk BRMS dengan entry level di Rp 147 – Rp 150 per saham dan target harga di Rp 163 per saham, dengan stop loss jika di bawah Rp 143 per saham.

ANTM direkomendasikan wait and see dengan pergerakan sahamnya di level support Rp 1.575 per saham dan resistance Rp 1.680 per saham.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, kenaikan harga emas global masih akan terjadi seiring dengan sentimen geopolitik.

Hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi para emiten emas. Namun, kinerja masing-masing emiten tetap akan dipengaruhi seperti apa pencatatan kontrak penjualan emas.

Menurut Reza, penjualan emas para emiten berlangsung berdasarkan kontrak dengan jangka waktu tertentu. Sehingga, bisa saja nanti para emiten mencatatkan penurunan kinera meskipun harga emas masih tinggi.

“Misalya, sang emiten tercatat sudah berkontrak dengan harga US$ 2.000 per ons troi. Jadi, meskipun harga naik ke US$ 2.400 per ons troi atau US$ 3.000 per ons troi, penjualan mereka tetap tercatat di US$ 2.000 per ons troi,” ujarnya kepada Kontan, Senin (20/5).

Reza pun merekomendasikan beli untuk AMMN, BRMS, HRTA, dan ANTM dengan target harga masing-masing Rp 10.950 per saham, Rp 185 per saham, Rp 460 per saham, dan Rp 1.870 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, saham ANTM bergerak di level support Rp 1.515 per saham dan resistance Rp 1.695 per saham.

“Rekomendasi masih wait and see, besok ex date dividen,” ujarnya kepada Kontan, Senin (20/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi