Harga emas melambung, Aneka Tambang (ANTM) akan maksimalkan bisnis Logam Mulia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian saat ini, harga komoditas emas semakin melambung. Harga emas batangan yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) misalnya, telah mencapai Rp 1.028.000 per gram yang merupakan harga tertinggi sepanjang sejarah.

Senior Vice President Corporate Secretary ANTM Kunto Hendrapawoko mengatakan, melihat tingginya minat masyarakat terhadap investasi emas saat ini, pihaknya optimistis dapat memaksimalkan produksi dan penjualan emas di tahun 2020. “Emas merupakan safe haven, sehingga menjadi salah satu instrumen investasi yang paling diminati masyarakat. Perusahaan tentu akan menambah fokus untuk memperkuat basis pelanggan logam mulia di pasar domestik,” ujar Kunto kepada Kontan.co.id, Selasa (4/8).

Baca Juga: Harga emas semakin berkilau, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)


Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, emiten pelat merah ini melakukan inovasi produk melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM) yang menjadi satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi Good Delivery List Refiner di London Bullion Market Association (LBMA). Kunto mengatakan ANTM masih mempertahankan target produksi emas tahun ini dari tambang  Pongkor dan Cibaliung, yakni di kisaran 2 ton.

Mengutip laporan keuangan, ANTM membukukan penurunan pendapatan hingga 36,04% menjadi Rp 9,22 triliun dari sebelumnya Rp 14,42 triliun. ANTM membukukan laba bersih Rp 84,82 miliar sepanjang enam bulan pertama 2020. Realisasi ini turun 80,18% dari torehan laba bersih semester I-2019 yang mencapai Rp 428 miliar.

Namun, ANTM mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan sehingga kinerja kuartal kedua tahun 2020 lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2020. Sebagai gambaran, di kuartal pertama 2020 ANTM merugi hingga Rp 281,83 miliar.

Baca Juga: Laba bersih anjlok 80%, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)

Kunto merinci, komoditas emas menjadi kontributor terbesar penjualan di semester pertama 2020, mencapai 69% dari total penjualan dengan nilai penjualan sebesar Rp 6,41 triliun. 

Penjualan feronikel di kuartal kedua tahun 2020 tercatat lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2020. Penjualan feronikel berkontribusi Rp 84,82 miliar pada laba bersih Rp 84,82 miliar semester pertama 2020.

Konstituen Indeks Kompas100 tersebut mempertahankan target produksi feronikel di kisaran 27.000 TNi dari hasil pengolahan Pabrik Feronikel di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Kilau emas kian menyilaukan, Mirae Asset Sekuritas sarankan saham-saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati