Harga Emas Melemah Jelang Akhir Pekan Karena Inflasi AS yang Lebih Tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas memperpanjang penurunan dari rekor tertinggi di awal pekan. Kenaikan indeks harga produsen atawa producer price index (PPI) Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan pada bulan Februari mendinginkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve. Alhasil, nilai tukar dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat.

Jumat (15/3) pukul 6.52 WIB, harga emas spot turun 0,05% ke US$ 2.161,17 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas spot turun 0,81% dari US$ 2.178,95 per ons troi.

Harga emas kontrak April 2024 di Commodity Exchange turun 0,11% ke US$ 2.165,20 per ons troi.  Harga emas berjangka AS ini turun 0,93% dalam sepekan terakhir.


Awal pekan ini, harga emas mencatat level penutupan perdagangan tertinggi sepanjang masa di US$ 2.182,75 per ons troi. Sejalan, harga emas berjangka pun mencatat rekor tertinggi di hari yang sama di US$ 2.188,60 per ons troi.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Jumat (15/3/2024) Kompak Naik

Dolar menguat 0,6% terhadap mata uang utama dunia. Penguatan dolar AS membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu minggu.

“Saya memperkirakan akan melihat tekanan berkelanjutan pada emas, dengan semua data menunjukkan perekonomian AS kuat, pasar tenaga kerja masih kuat,” kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank kepada Reuters. Hal ini benar-benar membuat investor mempertanyakan seberapa cepat The Fed akan memutuskan untuk mulai menurunkan suku bunga.

Harga produsen AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Februari di tengah lonjakan harga barang seperti bensin dan makanan. Laporan terbaru ini dapat memicu kekhawatiran bahwa inflasi akan kembali meningkat.

Inflasi yang lebih tinggi menambah tekanan pada The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi sehingga membebani aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.

Baca Juga: Menata Portofolio di Saat Pasar Berpesta

Namun, para pedagang terus bertaruh pada penurunan suku bunga pada bulan Juni. FedWatch Tool dari CME Group memperkirakan peluang sekitar 60% untuk penurunan suku bunga di bulan Juni, dibandingkan dengan 72% sebelum data CPI dirilis awal pekan ini.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan kebijakannya minggu depan. Tetapi pelaku pasar akan fokus pada proyeksi "dot plot".

“Emas adalah lindung nilai ketidakpastian, lindung nilai inflasi dengan inflasi yang lebih tinggi dan lebih banyak ketidakpastian. Saya pikir hal itu memberikan landasan yang baik untuk penetapan harga logam mulia,” tambah Gaffney.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati