KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bergerak turun pada hari Rabu karena kehati-hatian pasar menjelang laporan inflasi harga konsumen Amerika Serikat (AS). Data inflasi dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang lintasan suku bunga Federal Reserve. Rabu (15/1) pukul 12.33 WIB, harga emas spot turun 0,1% menjadi US$ 2.675,72 per ons troi. Harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi US$ 2.690,60 per ons troi. "Jika data consumer price index (CPI) keluar lebih tinggi mungkin akan menurunkan harga emas karena hal itu memperkuat pandangan bahwa Fed kemungkinan besar akan menormalkan kebijakan dovish tahun lalu pada tahun 2025," kata Kelvin Wong, analis pasar senior OANDA untuk Asia Pasifik seperti dikutip Reuters.
Data inflasi Desember, yang akan dirilis pada pukul 20.30 WIB, akan diawasi ketat oleh para pelaku pasar. Laporan pekerjaan yang luar biasa pada pekan lalu menggarisbawahi kekuatan ekonomi AS dan menyebabkan para pedagang mengurangi taruhan mereka terhadap pelonggaran lebih lanjut oleh Fed. Baca Juga: Menakar Peluang Bisnis dari Kehadiran Bank Emas Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan inflasi tahunan sebesar 2,9% dibandingkan dengan 2,7% pada bulan November dan kenaikan bulanan sebesar 0,3%. Data pada hari Selasa menunjukkan harga produsen (PPI) AS meningkat secara moderat pada bulan Desember. Tetapi hal itu tidak mungkin mengubah pandangan bahwa Fed tidak akan memangkas suku bunga lagi sebelum paruh kedua tahun ini di tengah ketahanan pasar tenaga kerja. Para pedagang telah sepenuhnya memperhitungkan jeda dalam pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan Fed bulan Januari. Dengan Presiden terpilih Donald Trump yang akan memulai masa jabatan keduanya minggu depan, fokus tetap pada kebijakannya yang menurut para analis akan memicu inflasi. Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 4.000 Hari Ini Rabu (15/1/2025) Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya.