KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tergelincir pada perdagangan Selasa setelah sempat menyentuh level tertinggi enam pekan pada sesi sebelumnya. Tekanan terjadi akibat kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS serta aksi ambil untung (profit-taking), sementara investor menanti sederet data ekonomi untuk melihat arah kebijakan moneter bank sentral AS. Harga emas spot turun 0,3% menjadi US$4.218,71 per troy ounce pada pukul 06.21 GMT. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember melemah 0,6% ke US$4.250,70 per troy ounce.
Imbal hasil obligasi AS tekan daya tarik emas
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun berada di dekat level tertinggi dua pekan, mengurangi daya tarik emas sebagai aset non-bunga (non-yielding).Pasar Tunggu Data Tenaga Kerja dan Inflasi
Sejumlah data penting AS yang dinanti pekan ini antara lain:- Laporan pekerjaan ADP untuk November (Rabu)
- Indeks PCE September (Jumat), yang sempat tertunda
Politik Tambahkan Sentimen Dovish
Dari sisi politik, Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyatakan kesediaannya menjadi Ketua The Fed. Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menandai kemungkinan nominasi resmi sebelum Natal. Hassett, seperti Presiden Donald Trump, mendukung kebijakan suku bunga rendah. Suku bunga yang lebih rendah umumnya menguntungkan emas, karena menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil.Investor Institusi Menambah Kepemilikan
Dana ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, melaporkan peningkatan kepemilikan sebesar 0,44% menjadi 1.050,01 ton pada Senin, dari 1.045,43 ton pada Jumat sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan masih adanya minat beli dari investor institusi di tengah fluktuasi harga. Baca Juga: Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Enam Pekan Senin (1/12), Perak Cetak Rekor BaruLogam Mulia Lain Ikut Terkoreksi
- Perak turun 1,3% ke US$57,24 per ounce
- Platinum turun 0,9% ke US$1.643,10
- Palladium turun 0,4% ke US$1.419,50