KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun pada Selasa pagi seiring meningkatnya optimisme pasar atas meredanya ketegangan dalam sengketa dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Logam mulia yang biasanya menjadi aset safe haven mengalami tekanan seiring para investor mengalihkan perhatian mereka kepada data ekonomi AS yang akan dirilis dalam pekan ini—data yang berpotensi memberi sinyal arah kebijakan suku bunga Federal Reserve ke depan. Harga spot emas tercatat turun sebesar 0,8% menjadi US$3.314,52 per ons pada pukul 11:25 GMT. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS terkoreksi 0,7% ke posisi US$3.324,30 per ons.
Pernyataan AS dan Sikap Tiongkok Jadi Sentimen Positif
Proyeksi Teknikal: Uji Support di US$3.293
Menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao, harga spot emas diperkirakan akan gagal menembus resistensi di US$3.373 per ons dan akan kembali menguji level support di sekitar US$3.293. Secara teknikal, level ini menjadi titik kritis jangka pendek yang dapat menentukan arah berikutnya harga emas. Meski harga saat ini terkoreksi, sentimen jangka panjang terhadap emas tetap kuat. Strategis pasar IG, Yeap Jun Rong, menilai bahwa “angin belakang struktural jangka panjang” bagi harga emas masih kuat, terutama karena masih terbukanya ruang untuk diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral negara berkembang. Ini mendukung kecenderungan pembelian emas sebagai aset cadangan utama. Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Berbalik Turun, Dollar Lebih BerototAntisipasi Data Ekonomi AS: Fokus Pasar Minggu Ini
Para investor saat ini menantikan rilis data ekonomi penting dari AS pekan ini, termasuk:- Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE): indikator inflasi pilihan Federal Reserve.
- Laporan penggajian sektor non-pertanian (non-farm payrolls): yang akan dirilis pada hari Jumat.